Penulis : Alpiah, S.Pd.
(Guru TK YBIS Sako)
Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in.
Menjadi orang tua merupakan anugerah terbesar dalam hidup. Setiap orang tua pasti akan memberikan hal terbaik untuk memenuhi semua kebutuhan anaknya, hal tersebut mengakibatkan orang tua banyak menghabiskan waktu dan energinya untuk anaknya dan mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan akhirnya mereka merasa kelelahan. Banyak sekali orang tua yang menganggap kelelahan tersebut merupakan hal yang biasa dan normal, padahal hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dirinya.
Orang tua perfeksionis cenderung menuntut anak melakukan sesuatu secara sempurna. Mereka bahkan cenderung memaksakan kehendak dan menaruh harapan tinggi pada sang anak. Tetapi ambisi berlebihan orang tua belum tentu sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan kepribadian anak. Sehingga bisa berdampak buruk pada perkembangan psikologis dan intelektual anak. Meskipun itu semua dilakukan untuk menjadi orangtua yang sempurna, tetapi itu semua adalah kesalahan yang besar.
Parental burnout itu sendiri merupakan kondisi dimana orang tua merasa kelelahan saat mengasuh anak. Kondisi kelelahan ini dapat mengakibatkan depresi dan tidak semangat menjalani hari-harinya sebagai orang tua. Kondisi ini juga dapat berdampak buruk antara hubungan anak dan orang tua dan dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Seperti dilansir Abramson (2021), ketika orang tua mencapai tahap burnout, mereka sering kali mengatakan bahwa mereka menyayangi anak-anaknya, tetapi mereka benci berada di dekat anak-anaknya dan sama sekali tidak suka menjadi orang tua. Para peneliti berpendapat bahwa orang tua yang terlalu perfeksionis berisiko mengalami beberapa, atau bahkan semua, gejala-gejala parental burnout berikut ini:
Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua perfeksionis yang terus-menerus melakukan intervensi untuk mencegah anak-anak mereka melakukan kesalahan memiliki risiko lebih besar terkena masalah psikologis seperti rendahnya harga diri dan ekspektasi tinggi yang tidak realistis terhadap diri mereka sendiri (Cha, 2016).
Daripada menuntut kesempurnaan, Ayah Bunda dapat membantu anak-anak menghadapi tekanan masyarakat dengan cara yang sehat dengan mengajari mereka bahwa kegagalan, atau ketidaksempurnaan, adalah bagian normal dan alami dari kehidupan orang tua yaitu dengan:
Sumber : https://tentanganak.com/artikel/studi-orang-tua-perfeksionis-berdampak-buruk-pada-kesehatan-mental/
Tinggalkan Komentar