Penulis : Nadya Rizma Harianda, S. Pd
(Guru TK YB IS Cab. Sekip)
Di era yang serba cepat ini, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang sangat berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka dikenal sebagai Generasi Digital (Digital Natives) yaitu anak-anak yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi seperti smartphone, tablet, dan internet. Akses informasi yang begitu luas memberi peluang besar bagi perkembangan mereka, namun juga membawa tantangan yang tidak sedikit, baik bagi anak, orang tua, maupun guru.
Pertanyaannya: apakah kita benar-benar siap menghadapi dan mendampingi generasi ini?
Menurut data dari We Are Social dan Hootsuite (2023), lebih dari 210 juta penduduk Indonesia terhubung ke internet, dengan penetrasi penggunaan gawai yang sangat tinggi di kalangan anak-anak. Fenomena ini mengubah cara anak belajar, bermain, bahkan berinteraksi. Anak-anak kini cenderung lebih cepat menyerap informasi visual, lebih akrab dengan video pendek daripada teks panjang, dan lebih menyukai pembelajaran yang interaktif
Namun, kenyataannya tidak semua pihak siap mengimbangi laju perkembangan ini. Di banyak kasus, anak dibiarkan berselancar di dunia digital tanpa pendampingan yang cukup, sehingga mudah terpapar konten negatif, kecanduan game, atau mengalami penurunan kemampuan sosial dan motorik. Bahkan riset dari American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar anak usia di bawah 5 tahun hanya boleh terpapar layar maksimal 1 jam per hari dengan pendampingan orang dewasa. Sayangnya, praktik ini sulit diterapkan tanpa kesadaran dan kerja sama dari semua pihak.
Dalam dunia pendidikan, guru juga dihadapkan pada tantangan baru. Anak-anak yang terbiasa dengan stimulasi cepat dari layar seringkali kesulitan untuk fokus dalam pembelajaran konvensional. Ini menuntut para pendidik untuk beradaptasi, merancang pembelajaran yang lebih visual, interaktif, dan kontekstual, tanpa sepenuhnya menggantungkan proses belajar pada teknologi.
Lalu, Apa yang Harus Kita Persiapkan ?
Anak perlu mampu berinteraksi, mengelola emosi, menyelesaikan konflik secara damai, serta berempati pada orang lain.
Anak mengenal huruf, angka, warna, bentuk, serta bisa mengikuti instruksi sederhana. Ini bisa dilatih melalui bermain yang menyenangkan di rumah.
Jika anak sudah diperkenalkan dengan teknologi, penting untuk menanamkan sikap bijak dalam menggunakan perangkat, serta mengajarkan batasan waktu dan tujuan penggunaan.
Menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kesopanan, menjadi bekal penting yang tak tergantikan oleh teknologi.
Penting : Mempersiapkan generasi digital tidak hanya soal menyediakan perangkat, tetapi juga bekal mental, sosial, dan keterampilan hidup yang seimbang. Maka anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh: kuat secara karakter, siap belajar, dan mampu beradaptasi di dunia yang terus berubah.
Sumber Referensi:
Tinggalkan Komentar