Info
Saturday, 12 Oct 2024
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023 / 2024 untuk TK dan SD Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

Cegah Stunting Pada Anak

Wednesday, 8 June 2022 Oleh : admin
Oleh : Anita Rianti
(Staf TK YBIS)

 

Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang dialami seorang anak pada 1000 hari pertama kehidupannya yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Sehingga stunting pada anak ini menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang seorang anak.

Penyebab stunting paling umum adalah karena kurangnya nutrisi pada anak tersebut. Karena itu, stunting harus dicegah sejak dini untuk kesehatan anak. Apa saja yang perlu kita ketahui tentang stunting?

Stunting biasanya ditandai dengan kurangnya tinggi atau panjang seorang anak jika dibandingkan dengan umurnya atau teman sebayanya. Standar tentang perkembangan tinggi atau berat badan anak biasanya berupa grafik yang ditentukan oleh World Health Organization (WHO). Berdasarkan grafik tersebut, bisa diketahui kondisi tinggi dan berat badan anak dibandingkan dengan yang seharusnya.

Namun, tidak berarti anak bertubuh pendek mengalami stunting karena perawakan bisa dipengaruhi faktor genetik. Sehingga orang tua perlu memastikan apakah tumbuh kembang anak terhambat karena stunting atau karena faktor genetik.

Upaya pencegahan stunting gencar dilakukan pemerintah karena stunting bukan hanya mempengaruhi fisik tetapi juga dapat mengganggu perkembangan otak yang dapat menghambat kreatifitas dan produktivitas pada saat dewasa. Sebagai orangtua, tentu juga ingin mencegah hal ini. Mari, kenali penyebab, gejala dan pencegahan stunting pada anak.

 

Berikut ini, beberapa penyebab stunting pada anak yang paling umum terjadi:

  1. Ekonomi keluarga, keuangan keluarga yang tidak mencukupi untuk membeli makanan yang bergizi berpengaruh pula pada tumbuh kembang anak. Tidak menutupi kemungkinan, anak-anak dengan nutrisi yang cukup akan lebih terlihat perkembangannya ketimbang dengan anak-anak yang kekurangan nutrisi.
  2. Penyakit atau infeksi, penyakit yang diderita oleh si kecil juga berpengaruh pada tumbuh kembang sikecil, Penyakit diare dan penyakit pernapasan diketahui berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Stunting terjadi ketika tinggi badan anak tergolong rendah untuk berat badan mereka. Ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada pertumbuhan linier, terutama ketika tidak didukung dengan asupan makanan yang sehat.
  3. Kondisi lingkungan, praktek pemberian makanan yang tidak benar untuk bayi dan balita dapat menyebabkan gizi makanan yang diberikan tidak mencukupi. Lingkungan yang tidak higienis dan Sering terpapar mikroba melalui lingkungan dengan tingkat kebersihan yang buruk dapat menyebabkan infeksi subklinis dan peradangan di mana gejalanya tidak terlihat. Anak-anak yang terkena dampaknya berpotensi menderita kerusakan usus parah dan tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan secara efektif.
  4. Masalah non kesehatan, seperti jarak kehamilan yang terlalu dekat atau usia ibu yang terlalu muda. Nutrisi ibu hamil yang buruk bisa membatasi pertumbuhan janin. Pertumbuhan janin yang buruk, pada akhirnya meningkatkan risiko kematian neonatal. Dalam 1000 hari pertama, risiko stunting terkait erat dengan kesehatan ibu. Kemungkinan stunting untuk bayi meningkat jika ibu terinfeksi malaria, cacingan, atau HIV/AIDS. Wanita yang menderita hipertensi selama kehamilan ada kemungkinan mengalami komplikasi yang meningkatkan risiko berat badan bayi di bawah rata-rata dan kelahiran prematur. Selain itu, pada kasus kehamilan di masa remaja menimbulkan persaingan penyerapan nutrisi antara ibu yang masih dalam tumbuh kembang dan janinnya.

Gejala Stunting

Gejala stunting pada anak yang paling terlihat adalah tinggi badan dan berat badan di bawah normal. Namun ada faktor lain yang bisa menjadi tanda stunting, misalnya:

“Anak bertubuh lebih pendek dibanding anak-anak seusianya”.

“Berat badan lebih rendah dibanding anak seusianya dan cenderung turun”.

“Lambatnya pertumbuhan tulang”.

“Pertumbuhan gigi terlambat”.

“Anak jarang melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya”.

“Tidak bisa fokus dan mengingat”.

“Mudah sakit”.

 

Mencegah Stunting

Stunting harus dicegah sejak dini, supaya pertumbuhan anak menjadi normal. Apa saja yang perlu dilakukan untuk mencegah stunting pada anak?

  1. Saat hamil, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan makan makanan bergizi yang tinggi protein dan kalori.
  2. Beri ASI ekslusif selama 6 bulan penuh.
  3. Edukasi untuk orangtua atau calon orang tua tentang pentingnya ASI bagi bayi, memberikan gizi yang baik untuk anak, dan edukasi contoh makanan bergizi untuk anak.
  4. Penuhi gizi yang baik untuk 1000 hari pertama kehidupan seorang anak yang dimulai sejak anak di dalam kandungan.
  5. Pola hidup sehat.
  6. Sanitasi dan penggunaan air bersih yang baik.
  7. Pemberian imunisasi sesuai jadwal.
  8. Memeriksa saat kehamilan dan memeriksa perkembangan bayi dan balita di posyandu, puskesmas, dokter, bidan, atau tempat pelayanan kesehatan lainnya agar bisa mengetahui perkembangan anak.

Stunting bisa terjadi pada anak-anak, namun mencegah stunting sangat penting agar anak agar memiliki perkembangan yang baik di masa depannya.

 

Sumber :
www.kumpulan.info

No Comments

Tinggalkan Komentar