Penulis : Putri Aisyah Asni, S.Pd.I (Guru SD YBIS)
Siapa yang tak ingin melihat anak menjadi orang yang sukses di masa depan ?
Semua orang tua pasti mengingikan anaknya mendapatkan kehidupan yang terbaik. Namun, keberhasilan seorang anak juga tak terlepas dari peran orang tua, guru dan lingkungan sejak dini. Dibutuhkan cara mendidik yang tepat agar bisa membimbing anak lebih mudah untuk menggapai sukses.
Sesungguhnya pentingnya peran orang tua sangat besar sekali dalam mendidik anak. dalam mendidik berbeda konsep dengan mentransfer ilmu, mendidik lebih dari itu. Karena mendidik berarti menghadapi makhluk yang memiliki perasaan, fikiran, kemauan, nafsu. Hal yang hilang dari pendidik kita adalah pendidik itu sendiri, mencakup akhlak. Ada keterkaitan antara pendidik di sekolah dan di rumah. Sebagai orang tua harus memahami bahwa sekolah adalah kepanjangan tangan mereka dalam mendidik anak-anak. Kondisi anak yang tidak tertib sebenarnya karena tidak tertib dari rumahnya. Dan setiap guru mempunyai kesadaraan untuk menyampaikan peran moral/adab kepada anak didik.
Ada 10 sifat agar sukses dalam mendidik anak.
1. Ikhlas
Ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah. Tidak pernah mengeluh dalam mendidik. Mendidik lebih khusus dari pada mengajar. Sebagai guru mendedikasikan diri untuk mendidik salah satu tanda ikhlas dan tidak merasa berat dalam mendidik. Sebuah nasihat bisa saja ditolak saat disampaikan. Namun, suatu saat bisa saja nasihat itu bermanfaat. Karena kata-kata baik itu membekas.
2. Taqwa
Allah mendidik manusia dengan keteladanan. Seorang pendidik harus bertaqwa kepada Allah. Orang tua dan pendidik perlu menjadi sosok yang patut dijadikan teladan sebelum bisa memberi teladan. Selain itu, dengan kedekatan kepada Allah, Insya Allah urusan akan dipermudah.
3. Ilmu
Memiliki tekad dan istiqamah dalam belajar. Minimal tahu bagaimana cara mendidik yang baik menurut islam dan paham aturan syariat terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seorang pendidik bukan berarti selesai menuntut ilmu. Bisa jadi saat mengajar berarti awal menuntut ilmu lebih dalam.
Imam Syafi’i berkata:
“Barangsiapa yang ingin sukses dunianya, maka hendaklah ia ber-ilmu. Barang siapa yang ingin sukses akhiratnya, maka hendaklah ia juga ber-ilmu”.
4. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab atas perkembangan, perilaku, dan ibadah anak. Kalau merasa bertanggung jawab, kita akan berusaha untuk teliti dan peka dalam mengawasi dan memperhatikan anak. Keinginan dan tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak dengan baik. Misalkan jika kita membuat kue dengan rasa tanggung jawab, maka kue itu akan enak. Begitupun sebaliknya.
5. Sabar dan Tabah.
Yang namanya mendidik sembari berumah tangga akan banyak tantangan dan ujian tentunya, baik dari dalam diri sendiri, dari anak-anak, maupun lingkungan sekitar. Balasan sabar itu surga, Allah ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
Q.S. Az-Zumar : 10
6. Lemah lembut
Tidak diragukan lagi yang namanya sifat lemah lembut akan membuat setiap orang senang. Dengan lemah lembut, anak-anak akan lebih mudah menerima ilmu yang kita ajarkan dan tentunya anak juga akan tumbuh menjadi manusia yang pandai berlemah lembut juga. Rasulullah shalallahu’alayhi wa sallam pernah bersabda,
“Sungguh, tidaklah sifat lemah lembut ada pada sesuatu melainkan ia menghiasinya. Dan tidaklah sifat lemah lembut tercabut dari sesuatu melainkan ia menjadikannya buruk.”
H.R. Muslim
7. Penyayang
Dalam mendidik harus dengan kasih sayang. Konsekuensi dari sifat penyayang adalah melindungi, mengayomi, tidak mempermalukan anak dengan memberi hukuman yang menghinakan, memikirkan bagaimana psikologi anak saat diberi hukuman.
8. Fleksibel
Permudah dan jangan mempersulit. Jangan membuat rumit urusan, bahkan mempermudahnya. Rasulullah bersabda;
يَسَّرُوْا وَ لاَ تُعَسِّرُوْا , وَ بَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا
“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan jangalah kalian membuat orang lari.”
H.R. Bukhari dan Muslim
9. Tidak Mudah Marah
Sebagian besar kemarahan asalnya dari syaiton, insya Allah menahan amarah akan membawa kebaikan. Marah dengan anak justru akan memperburuk keadaan. Menjadi seorang pendidik harus bisa memposisikan diri kapan dan bagaimana marah dengan baik. Hal ini lanjutan dari sifat sabar dan kasih sayang. Marah dengan cara yang salah justru akan menimbulkan dendam dan kekesalan. Jika kita sering marah, maka anak akan menganggap sepele malah justru senang membuat hal yang akan membuat kita marah.
10. Menjaga Kedekatan Namun Tetap Berwibawa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membatasi bagaimana bersikap dengan anak-anak dan orang tua. Kedekatan orang tua dengan anak-anak akan membuat nasihat-nasihat kita lebih mudah tertanam dalam diri anak. Satu poin menjaga kedekatan orangtua dihadapan anaknya adalah anaknya mau bercerita kepada orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh kedekatan dan kepercayaan anak kepada orang tuanya, merasa aman dengan orang tuanya. Ini juga tersebab dengan bagaimana respon orang tua ketika anak-anak bercerita. Berusahalah menjaga kedekatan dengan anak.
Semoga Allah mudahkan kita dalam mendidik anak-anak, dan semoga bermanfaat.
Sumber : https://www.kajianislami.my.id/2020/02/10-karakter-pendidik-sukses https://rumaysho.com/19205-hadits-arbain
Tinggalkan Komentar