Aktualisasi Guru Digugu dan Ditiru

Penulis : Alpiah, S.Pd.
(Guru TK YBIS Sako)

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi ajma’in.

Guru adalah salah satu profesi yang sangat mulia. Guru merupakan orang tua kedua bagi anak didiknya. Mau tidak mau para pendidik juga berperan besar mewarnai seorang anak. Anak laksana kertas putih yang secara fithroh bersih, suci dan orang tua serta gurulah yang berperan besar untuk mewarnai anak menjadi merah, hijau, kuning, atau perpaduan warna lainnya. Hal tersebut membuat pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, yang tidak dapat diremehkan dan dipandang sebelah mata.

Tidak banyak orang yang mampu akan memilih menjadi seorang guru yang ideal. Guru itu digugu dan ditiru semboyan ini sudah tidak asing lagi kita dengar, dengan maksud bahwa segala bentuk tindakan, perkataan murid adalah cerminan dari perilaku dan sikap seorang guru. Apa yang dilakukan dan diucapkan oleh seorang guru senantiasa menjadi panutan bagi siswanya. Bahkan tak jarang ucapan dari seorang guru lebih mujarab jika dibandingkan dengan ucapan orang tua anaknya sendiri.

Dalam meningkatkan profesionalitasnya, seorang guru harus menjadi pribadi yang serba bisa. Ia bagai aktor profesional yang harus serba bisa memainkan peran apa saja di depan peserta didik. Dengan peran sesungguhnya guru adalah pengajar, pembimbing, pendidik, dan pengarah di sekolah . Tak ayal saat ini guru pun dituntut untuk menguasai banyak dalam segala bidang. Bahkan guru harus mampu menjadi  koordinator, motivator, manager, supervisor bahkan menjadi evaluator sekaligus dalam satu waktu.

Namun di zaman saat ini guru yang sangat diharapkan peserta didik sesungguhnya adalah seseorang guru yang memiliki semangat yang tinggi, gigih dan tidak gampang menyerah, kreatif, memiliki banyak ide cemerlang, serta inovatif. Tanpa banyak orang yang menyadari, bahwa untuk menjadi seorang guru  begitu banyak syarat yang harus dimiliki dan dikuasai agar dapat di katakan menjadi seorang guru yang ideal. Namun sehebat apapun guru dalam mengajar, hal yang pokok yang harus dimiliki adalah karakter dan akhlak yang mulia.

Mengajar adalah profesi yang mulia, tidak dapat disamai oleh profesi lain apapun dalam hal keutamaan dan kedudukan. Semakin bermanfaat materi ilmunya maka semakin tinggi pula kemuliaan dan derajat pemiliknya. Dan ilmu yang paling mulia secara mutlak adalah ilmu syari’at, baru kemudian ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, masing-masing sesuai dengan tingkatannya. Tugas seorang pengajar tidak sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik saja bahkan ia merupakan tugas yang berat dan sulit, tetapi akan mudah bagi siapa yang dimudahkan Allah. Tugas tersebut menuntut seorang pengajar bersifat sabar, amanah, ketulusan, dan mengayomi yang di bawahnya. Hendaklah seorang pengajar yang baik itu, meneladani cara mengajar ala Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam karena beliaulah suri teladan bagi umat manusia.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu,” (Al Ahzab: 21)

Sumber : 

https://muslimah.or.id/6674-begini-seharusnya-menjadi-guru.html
https://muslimah.or.id/864-jadilah-sang-pendidik.html