Penulis : Adelia Intan Rahmaniar, S.I.Kom
(Guru TK YBIS Sako)
Ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak. Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum menggeluti suatu bidang ilmu
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.
Banyak kita belajar tentang bagaimana ilmu seperti muamalah, hadits-hadits, fiqh, dan lainnya namun tingkah laku kita terhadap orang tua, kerabat, teman, tetangga dan saudara muslim lainnya bahkan terhadap guru sendiri jauh dari yang dituntunkan oleh para salaf. Adab dulu baru ilmu, itulah yang seharusnya dilakukan oleh para penuntut ilmu.
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Berkata Ibnu Wahb :
ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه
“Apa yang kami nukilkan dari adabnya Imam Malik jumlahnya lebih banyak daripada apa yang kami pelajari dari ilmunya”. (Lihat: Siyar al-A’lam al-Nubala juz:8 hal:113)
Kebutuhan seorang penuntut ilmu akan adab sebelum memulai menuntut ilmu adalah perkara yang sangat penting, oleh karenanya begitu banyak wasiat para ulama dalam masalah ini.
Salah satu contohnya, wasiat Imam Malik ketika mengarahkan seorang pemuda quroys dalam belajar, beliau mengatakan:
يا ابن أخي، تعلم الاب قبل أن تتعلم العلم
“Wahai putra saudaraku, belajarlah adab sebelum engkau mempelajari ilmu”. (Lihat: al-Hilyah oleh Abu Nu’aim juz:6 hal:330)
Yusuf bin Husain juga berkata:
بالأدب تفهم العلم
“Dengan adab anda akan memahami ilmu”. (Lihat: Iqtidhou al-Ilmi al-Amal oleh al-Khatib al-Baghdady hal:170).
Begitupula Abu Abdillah al-Balkhy mengatakan :
أدب العلم أكثر من العلم
“Adab berilmu lebih banyak dari ilmu itu sendiri”. (Lihat: al-Aadabu al-Syariyyah juz:3 hal:552)
Juga lihatlah Imam Laits ibnu Sa’ad ketika beliau mengawasi penuntut ilmu hadist, kemudian beliau melihat ada sesuatu yang kurang pas dalam sikap mereka, kemudian beliau menegur:
ما هذا؟ أنتم إلى يسير من الأدب أحوج منكم إلى كثير من العلم
“Apa ini? Kebutuhan kalian terhadap sedikit adab itu lebih mendesak daripada kebutuhan kalian pada ilmu yang banyak”. (Lihat: Syarafu Ashabi al-Hadist oleh al-Khatib al-Baghdady no:283).
Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
Ibnu Sirin berkata,
كانوا يتعلمون الهديَ كما يتعلمون العلم
“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab) sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”
Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,
نحن إلى كثير من الأدب أحوج منا إلى كثير من حديث
“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab daripada banyak menguasai hadits.” Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya lebih serius dipelajari.
Dari beberapa kutipan hadits diatas membuktikan bahwa, penting nya mendahulukan sebuah adab daripada ilmu yang banyak. apalah arti seseorang memiliki ilmu yang banyak dan luas namun tidak beradab, justru dampak negatifnya akan lebih besar daripada dampak positif yang akan dibawa.
Sumber
Abduh Tuasikal, Muhammad. “peljarilah dahulu adab dan akhlak”, (2021), diakses pada Selasa 6 Agustus 2024, https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html
Abduh Tuasikal, Muhammad, “banyak ilmu namun lupa belajar adab”, (2014), diakses pada 6 Agustus 2024, https://rumaysho.com/7199-banyak-ilmu-namun-lupa-belajar-adab-dan-akhlak.html
Tugiyono, Setiawan, “ Urgensi Belajar Adab Sebelum Mempelajari Ilmu Agama”, (2021), diakses pada Kamis 08 Agustus 2024, https://bimbinganislam.com/urgensi-mempelajari-adab-sebelum-mempelajari-ilmu-agama/
Tinggalkan Komentar