Penulis : Zia Ulfah (Guru TK YBIS)
Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas fitrah yang lurus.
Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini.
Dari ibnu ‘Abbas bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wassalam bersabda :
“Ajarkan kalimat laa ilaaha illallah kepada anak-anak kalian sebagai kalimat pertama dan tuntunkanlah mereka mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah ketika menjelang mati.”
HR. Hakim
Abdurrazaq meriwayatkan :
“bahwa para sahabat menyukai untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka kalimat laa ilaaha illallah sebagai kalimat yang pertama kali bisa mereka ucapkan secara fasih sampai tujuh kali, sehingga kalimat ini menjadi yang pertama-tama mereka ucapkan.”
Ibnul Qayyim mengatakan :
“Di awal waktu ketika anak-anak mulai bisa bicara, hendaknya mendiktekan kepada mereka kalimat laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah, & hendaknya sesuatu yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah laa ilaha illallah (mengenal Allah) & mentauhidkanNya. Juga diajarkan kepada mereka bahwa Allah bersemayam di atas singgasanaNya yang senantiasa melihat & mendengar perkataan mereka, senantiasa bersama mereka dimanapun mereka berada.”
Ahkam Al-Maulud
Oleh karena itu, wasiat Nabi shallallahu’alaihi wassalam kepada Mu’adz bin jabal radhiyallahu anhu sebagimana yang disebutkan dalam hadits :
“Nafkahkanlah keluargamu sesuai dengan kemampuanmu. Janganlah kamu angkat tongkatmu di hadapan mereka & tanamkanlah kepada mereka rasa takut kepada Allah.”
HR. Bukhori, Ahmad, Ibnu Majah, Adabul Mufrad
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam sejak pertama kali mendapatkan risalah tak pernah mengecualikan anak-anak dari target dakwah beliau. Beliau berangkat menemui Ali bin Abi Thalib yang ketika itu usianya belum genap sepuluh tahun. Beliau shallallahu alaihi wassalam mengajaknya untuk beriman, yang akhirnya ajakan itu dipenuhinya. Ali bahkan menemani beliau dalam melaksanakan shalat secara sembunyi-sembunyi di lembah Mekkah sehingga tak diketahui oleh keluarga dan ayahnya sekalipun.
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata,
“Siapa saja yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu ketika engkau tua renta.”
Tuhfah al-Maudud hlm. 125
Sumber :Mengajarkan Akidah Sejak Dinihttps://shahihfiqih.com/mutiara-salaf/tahap-pertama-mendidik-anak-mengajarkan-kalimat-tauhid/
Tinggalkan Komentar