Penulis :Sekar Arrum Ramadhanti, S.Sos, S.Pd
(Guru SD YBIS)
Salam merupakan salah satu syiar dan adab berkomunikasi di dalam Islam. Dan itu merupakan salah satu bentuk identitas yang dimiliki oleh seorang muslim. Salam juga merupakan ibadah yang mendatangkan pahala. Ada pahala pada setiap potongan kalimat salam yang kita ucapkan..
Salam akan menumbuhkan keakraban dan kasih sayang di antara kaum muslimin. Maka kita hendaknya membiasakan anak untuk mengucapkan salam, dan mengajarkan kepada anak adab-adab memberi salam.
Mengucapkan salam kepada anak-anak berarti meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mengucapkan salam kepada anak-anak berarti menebarkan dan memasyarakatkan akhlak islami yang mulia dan luhur.
Mengucapkan salam kepada anak-anak akan menimbulkan pengaruh yang baik dan kuat dalam diri anak-anak tersebut, mengajarkan dan membentuk akhlak luhur mereka, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membiasakannya.
Setelah memberikan contoh kepada mereka, kita pun bisa mengajarkan kepada anak-anak tersebut bahwa dalam adab islami, anak-anak lah yang hendaknya memulai mengucapkan salam kepada yang lebih tua. Kita pun mengajarkan kepada mereka bagaimanakah teks (kalimat) ucapan salam dalam Islam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah sosok pendidik yang yang berjiwa lembut dan beliau menanamkan sunnah salam ini kepada anak-anak. Seperti yang diceritakan oleh Anas bin Malik, bahwa ia pernah melewati sekumpulan anak kecil lantas memberi salam kepada mereka. Kemudian Ibnu Abbas berkata: “Demikianlah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa melakukannya.”
Salah satu tujuan mengucapkan salam kepada anak-anak adalah untuk mengajarkan kepada mereka adab dan syiar salam. Dalam hadits Anas juga disebutkan bahwa Nabi datang kepada kumpulan anak-anak yang sedang bermain kemudian mengucapkan salam kepada mereka.
Maka orang tua janganlah merasa tabu untuk mengucapkan salam kepada kumpulan anak kecil. Karena adabnya yaitu:
يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِي وَالْمَاشِي عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ
“Hendaknya yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk, yang jumlahnya sedikit memberi salam kepada yang banyak.” (HR. Tirmidzi)
Juga disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengunjungi kaum Anshar lalu beliau mengucapkan salam kepada anak-anak Anshar, mengusap kepala mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka. Ini salah satu yang dicontohkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam mendidik anak, yaitu menunjukkan/memberi contoh kepada mereka syiar salam ini. Sehingga mereka dari kecil sudah terbiasa/akrab dengan syiar Islam ini.
Ucapan salam janganlah diganti dengan ucapan-ucapan yang lain. Terkadang sebagian orang menggantinya dengan ucapan-ucapan yang lain dan mereka mengira itu lebih baik. Ini salah satu bentuk kekeliruan/kesalahan yang fatal. Karena Allah sudah memilih ucapan salam ini untuk mempersatukan kaum muslimin di seluruh dunia.
Ucapan salam atau sapaan kaum muslimin, yaitu “Assalamu’alaikum.” Adapun sapaan “selamat pagi”, “selamat siang”, “selamat malam” atau “bye bye” dan sejenisnya, bukanlah berasal dari petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, ucapan salam semacam itu diambil dari orang-orang kafir. Ucapan-ucapan salam tersebut pada asalnya tidaklah terlarang, kecuali jika ucapan-ucapan tersebut menggantikan ucapan salam yang diajarkan dalam Islam (Assalamu’alaikum). Kalau ditambahkan pada ucapan salam, misalnya sapaan “Assalamua’alaikum, selamat pagi”, maka hal ini tidak mengapa.
Ucapan salam yang paling baik adalah “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh”.
Diriwayatkan dari sahabat ‘Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian mengucapkan, “Assalamu’alaikum.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sepuluh.” Kemudian datang orang ke dua mengucapkan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dua puluh.” Kemudian datang orang ke tiga mengucapkan, “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam tersebut, orang tersebut duduk, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Tiga puluh.” (HR. Abu Dawud no. 5195 dan at-Tirmidzi no. 2689, hadits shahih)
Berdasarkan hadits di atas, ucapan salam “Assalamu’alaikum” itu bernilai sepuluh kebaikan; “Assalamu’alaikum wa rahmatullah” itu bernilai dua puluh kebaikan; dan ucapan salam “Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh” itu bernilai tiga puluh kebaikan.
Dalam hadits di atas juga terdapat pelajaran tentang adab para sahabat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu para sahabat menunggu jawaban salam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baru kemudian mereka duduk.
Mengucapkan salam ini janganlah disingkat-singkat. Ucapkanlah dengan pengucapan yang benar dan sempurna. Salam adalah bahasa yang memiliki kaidah. Allah telah memilih ini sebagai salam penduduk dunia dan salam nanti diantara penghuni surga. Maka ucapkanlah ucapan yang sempurna dan kita berusaha untuk memfasihkan ucapan itu, karena salam adalah doa. Kita mendoakan keselamatan, rahmat dan keberkahan.
Salam adalah dzikir dan doa yang harus diucapkan dengan jelas sehingga dapat didengar dan dijawab oleh lawan bicara kita. Ucapkanlah dengan sempurna, apalagi kepada anak-anak. Terutama ketika masuk rumah, kita ucapkan salam kepada penghuni rumah, dan biasakan anak-anak ketika masuk rumah mengucapkannya.
Referensi :
https://www.radiorodja.com/49857-membiasakan-anak-untuk-mengucapkan-salam/
https://muslimah.or.id/10450-parenting-islami-45-mengucapkan-salam-ketika-bertemu-anak-kecil.html
Tinggalkan Komentar