Oleh : Teratai Sridewi S.Pd. (Guru Training TK YBIS)
Anak yang berusia di bawah 5 tahun masih memiliki keterbatasan kemampuan verbal dan komunikasi. Akibatnya, mereka terkadang mengalami frustasi karena tidak mampu menyampaikan keinginannya. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya tantrum, yaitu luapan emosi dengan cara marah, menangis, hingga mengamuk dan membanting barang. Tantrum pada anak sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun, apabila tantrum pada anak sudah melewati batas wajar atau berlebihan, bisa jadi itu tanda bahwa ada masalah pada perkembangan anak.
Setiap anak pasti akan belajar memahami lingkungannya, dan juga memahami dirinya sendiri. Proses pembelajaran ini melibatkan anak secara emosional, termasuk untuk hal mengungkapkan emosinya. Pada anak-anak usia balita hingga batita, seringkali mengalami tantrum. Tantrum merupakan keadaan anak yang mengeluarkan emosi melalui kemarahan. Perwujudan tantrum pun bermacam-macam, ada yang menjerit, menangis, marah, berontak hingga membanting barang.
Setiap anak memang sangat mungkin mengalami tantrum dan merupakan bagian dari proses perkembangan dirinya. Tetapi, kewajaran tantrum harus diperhatikan oleh orang tua. Jika berlebihan, tandanya adalah masalah perkembangan emosional pada si kecil. Berikut tanda-tandanya.
1. Sering mengamuk
Wajar jika anak merajuk untuk menunjukkan keinginannya terhadap sesuatu. Namun jika amukannya melebihi batas, misalnya sehari lebih dari lima kali atau setiap kali meminta sesuatu dengan berteriak dan marah, keluarga harus jeli akan hal ini. Selain itu, anak yang tantrumnya berlebihan bisa dilihat dari durasi mengamuknya. Umumnya anak akan mengamuk lalu tantrum selama tak lebih dari 1 menit. Namun jika anak tantrum lebih dari 25 menit, Mom harus waspada akan masalah terhadap perkembangan jiwanya.
2. Melukai diri sendiri dan orang lain
Terkadang, tantrum anak ditunjukkan tidak hanya lewat jeritan, melainkan juga kontak fisik. Jika anak memukul, menendang, menggigit, mencubit orang lain, maka ini sudah termasuk di luar kewajaran. Begitu juga jika anak menunjukkan kemarahannya lewat cara melukai diri sendiri. Memang tak mudah menerima kenyataan bahwa anak mengalami gangguan emosional. Tetapi sebagai orang tua Mom perlu untuk segera mengambil tindakan.
Anak perlu didukung untuk meredakan emosinya, dibawa ke tempat yang aman, dimulai dari lingkungan sekitar keluarga. Jika Mom merasa kewalahan, segeralah berkonsultasi tentang keadaan anak kepada psikolog.
Jika ternyata kebiasaan tantrum anak sudah melewati batas wajar, apa yang harus dilakukan orangtua ? Pertama, cobalah bicarakan pada anak ketika ia sedang tenang, bahwa kebiasaannya itu tidak baik. Teruslah ingatkan anak tentang hal itu, hingga ia paham, dan beri solusi terbaik. Misalnya, beritahu anak untuk tarik napas dalam-dalam saat mulai emosi, dan utarakan semua keinginannya pelan-pelan pada orangtua. Beritahu bahwa kamu sebagai orangtua akan selalu mendengarkan perkataannya, jika ia bicara baik-baik. Sebaliknya, jika ia malah marah dan mengamuk ketika ingin sesuatu, beritahu anak bahwa cara itu tidak akan berhasil.
Jika tantrum pada anak tak kunjung hilang setelah melakukan berbagai upaya, dan kamu sebagai orangtua merasa sudah tidak lagi mampu menanganinya, mintalah bantuan ahli. Bicarakan pada psikolog anak, untuk meminta saran terbaik, sekaligus mencari tahu apa penyebab tantrum tak wajar yang dilakukan anak.
Adapun Cara Untuk Mencegah Tantrum Pada Anak ?
Lalu, bagaimana caranya supaya tantrum tidak terjadi, baik di rumah maupun di tempat umum? Berikut ini beberapa tips pola asuh anak yang bisa ibu lakukan :
Semoga para moms selalu diberikan kesabaran untuk menghadapi anak anak yaa,
Barakallahu fiikum
Sumber : https://m.fimela.com/parenting/read/3809577/ini-gejala-tantrum-pada-anak-yang-sudah-melampaui-kewajaran
Tinggalkan Komentar