Oleh : Adi Prayoga
Orang tua yang sayang kepada anaknya itu ditandai dengan banyak berdoa kebaikan untuk anaknya, tidak mendoakan jelek kepada anaknya walau waktu itu dia sedang marah. Orang tua tersebut tetap tidak akan sembarangan walaupun marah takut nanti dia menyesal.
Berkata Qatadah, “Orang yang mendoakan dengan mencela dan melaknat anak dan hartanya karena dalam keadaan marah seandainya Allah mengabulkan maka akan hancurlah semuanya.”
Berkata Abdurahman, “Ini termasuk orang bodoh yang teramat bodoh orang yang jika marah bicara semaunya dengan mengumpat dan melaknat harta dan anaknya. Sedangkan anak itu adalah perhiasan atau nikmat di dunia.” Disebutkan dalam ayat di bawah ini:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.”
(Q.S. Al-Kahfi: 46).
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami).”
(Q.S. Al-Furqan: 74).
Imam Hasan Bashri rahimahullah ditanya tentang ayat tersebut. Beliau menjawab, “Allah menunjukkan kepada hamba-Nya yang muslim tentang istri-istri saudaranya, bibi/pamannya agar selalu taat kepada Allah . Demi Allah yang dimaksud qurrata a’yun ialah melihat anak cucu, saudara-saudara, paman/bibi dan semuanya taat kepada Allah .”
Anak-anak itu adalah amanah yang besar yang Allah perintahkan untuk menjaganya, mendidiknya, membesarkannya dengan lingkungan yang baik dan dijauhkan dari hal-hal yang bisa menimbulkan kejahatan, kerusakan dan lain sebagainya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
(Q.S. At-Tahrim: 6)
Jangan doakan jelek anakmu dan hartamu karena bisa jadi doa tersebut terkabul, bertepatan dengan waktu ijabahnya doa.
وَعَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Jabir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian sendiri, dan janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian, serta jangan mendoakan kejelekan untuk harta kalian. Janganlah kalian berdoa seperti itu karena boleh jadi bersesuaian dengan satu waktu dari Allah yang jika Dia diminta sesuatu pada waktu tersebut, Dia pasti mengabulkannya untuk kalian.”
(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 309]
Faedah hadits
Pertama: Asalnya manusia itu bersifat terburu-buru. Allah Ta’ala berfirman,
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”
(QS. Al-Isra’: 11)
Kedua: Doa kejelekan dan kebinasaan bisa saja dikabulkan. Dalam ayat disebutkan,
۞ وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.”
(QS. Yunus: 11)
Ketiga: Sebab doa jelek ini terlarang karena bisa jadi bertepatan dengan waktu terkabulnya doa, sesuai dengan ketetapan. Akhirnya yang ada adalah penyesalan demi penyesalan.
Dalam hadits Ummu Salamah disebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُم إِلاَّ بِخَيْرٍ فَإِنَّ المَلَائِكَةَ يُؤَمِّنُوْنَ عَلَى مَا تَقُوْلُوْنَ
“Jangan mendoakan jelek untuk diri kalian sendiri, doakanlah yang baik-baik saja. Karena malaikat akan mengaminkan apa yang kalian ucapkan.”
(HR. Abu Daud, no. 3115. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Keempat: Hendaklah seseorang memilih waktu terbaik dikabulkannya doa, yaitu: pertengahan malam terakhir, hari Jumat, antara azan dan iqamah, ketika sujud, di akhir shalat lima waktu (dubur shalat), ketika turun hujan, pada hari Arafah, ketika mendengar suara ayam berkokok, pada Lailatul Qadar, dan doa orang yang berpuasa ketika berbuka.
Kelima: Hendaklah kita selalu memperhatikan perkataan kita, dipikirkan sebelum mengucapkan.
Jika sang anak tidak durhaka, dia sudah berusaha berbakti kepada orang tuanya, kemudian mendapat doa buruk dari orang tuanya, maka Allah tidak akan kabulkan doa tersebut.
Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah nomor 115110 diterangkan,
ولكن إن كان الولد على بر بوالديه وإحسان لهما وكان دعاء والديه عليه محض ظلم وعدوان فهذا الدعاء لا يستجاب إن شاء الله
Bila anak sudah berbakti kepada orang tuanya, dia berbuat baik kepada keduanya, sementara dia mendapat doa buruk dari Bapak Ibunya, maka doa yang seperti ini statusnya adalah kezoliman kepada anak, atau kebencian yang tidak dibenarkan. Maka doa yang seperti ini, tidak akan dikabulkan insyaAllah.
Dasarnya adalah sabda Nabi ﷺ,
لا يزال يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم.
Doa akan selalu dikabulkan selama tidak mengandung dosa atau memutus tali silaturahmi.
(HR. Muslim)
Hendaklah kita sebagai orang tua selalu mendoakan untuk anak yang baik-baik saja dan tidak mendoakan kejelekan untuk anak-anak kita agar tidak menimbulkan penyesalan dikemudian hari, dan semoga kita semua dikaruniakan seorang anak yang sholeh dan sholehah .
Sumber : https://binbaz.or.id/jangan-mendoakan-keburukan-untuk-anak-kita/ https://rumaysho.com/23172-jangan-doakan-jelek-anakmu-karena-bisa-jadi-terkabul https://konsultasisyariah.com/34720-doa-buruk-dari-orang-tua-mustajab
Tinggalkan Komentar