Penulis : Ari Saputra, S.Sos., M.Pd
(Kepala SD YBIS)
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Wahai kaum muslimin pastinya kita hidup ini sangat membutuhkan seorang sahabat , dimana dia akan menjadi orang yang akan selalu kita ajak berjalan dan bermain, tentunya juga kita akan sangat menyayangi dan menjaganya serta merawatnya jika dia terkena musibah atau malapetaka, begitupun sebaliknya dia kepada kita, namun tahukah kita siapa sahabat terbaik yang akan kita jadikan sabat.
Ketahuilah ada sahabat terbaik untuk kita semua yang dia akan senantia membersamai kita dalam setiap waktunya, bahkan dia akan senantiasa ada di dekat kita dan tidak akan pernah menjau dari kita meski kita dalam keadaan susah jatuh dan terpuruk di titik terlemah kita. Apakah kalian tahu siapa sahabat terbaik itu dia adalah Kalamullah ( Al-Qur’an)
Dalam artikel kali ini kita akan membaca orang-orang yang pernah bersahabat dengan Al-Qur’an, tentunya orang-orang ini adalah orang yang terbaik yang pernah Allah ciptakan di muka bumi ini, langsung saja kita akan membaca siapa manusia yang pernah bersahabt dengan Al-Qur’an semasa hidupnya.
Sala satu sahabat nabi yang menjadikan al-Qu’an sebagai sahabatnya adalah Para sahabat, para sahabat adalah generasi yang terdidik dengan Alquran. Allah turunkan kitab-Nya yang mulia di masa mereka. Dan Rasul-Nya ﷺ mendidik generasi mulia ini secara langsung. Menjelaskannya dalam perkataan dan perbuatan.
Di antara sahabat Nabi ﷺ yang terdidik dengan bimbingan Alquran itu adalah Dzu Nurain, Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Kedua telinga Utsman mendengar langsung ayat Alquran yang dilantunkan oleh sayyidul anbiya wal mursalin. Ayat-ayat tersebut meninggalkan kesan yang begitu dalam di hatinya. Terpraktikkan pada kepribadiannya. Menyucikan hatinya dan menahbiskan jiwanya. Kemudian mempengaruhi ruhnya. Jadilah ia manusia baru –karena memeluk Islam- dengan jiwa yang mulia. Tujuan hidup yang agung. Dan perangai yang istimewa. [1]
Menjadikan Alquran Sebagai Sahabat
Dari Abi Abdurrahman as-Sulami, ia berkata, “Para pembaca Alquran –semisal Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dll- bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah ﷺ 10 ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Kami mempelajari Alquran; memahaminya, sekaligus mempraktikkannya’. Oleh karena itu, para sahabat butuh beberapa waktu untuk menghafalkan satu surat. Semua itu karena Allah Ta’ala berfirman,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29).”
Dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari).
Di antara murid-murid Utsman bin Affan yang paling terkenal adalah Abu Abdurrahman as-Sulami, al-Mughirah bin Abi Syihab, Abu al-Aswad, dan Wazir bin Hubaisy [2]
Quot Utsman Tentang Alquran
Sejarah telah mencatat kalimat-kalimat penuh hikmah dari Utsman bertutur tentang Alquran. Ia berkata,
“Jika hati kita suci, maka ia tidak akan pernah puas dari kalam Rabb nya.”[3]
Beliau juga mengatakan, “Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca) Alquran.”[4]
Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Bagian dunia yang kucintai ada tiga: (1) mengenyangkan orang yang lapar, (2) memberi pakaian mereka yang tak punya, dan (3) membaca Alquran”.[5]
Dalam kesempatan lainnya, Utsman berkata, “Ada empat hal ketika nampak merupakan keutamaan. Jika tersembunyi menjadi kewajiban. (1) Berkumpul bersama orang-orang shaleh adalah keutamaan dan mencontoh mereka adalah kewajiban. (2) Membaca Alquran adalah keutamaan dan mengamalkannya adalah kewajiban. (3) Menziarahi kubur adalah keutamaan dan beramal sebagai persiapan untuk mati adalah kewajiban. (4) Dan membesuk orang yang sakit adalah keutamaan dan mengambil wasiat darinya adalah kewajiban”. [6]
Dialah Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Salah seorang khalifah rasyid yang diikuti sunnahnya. Persahabatanya begitu dengan Nabi yang mulia, Muhammad ﷺ. Ia adalah di antara sahabatnya yang paling istimewa. Dan ia pula laki-laki yang menikahi dua putri Rasulullah ﷺ. Cukuplah sebuah riwayat dari Sufyan bin Uyainah berikut ini untuk mengetahui kedudukan Utsman di sisi Rasulullah ﷺ.
Dari Sufyan bin Uyainah, dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah ﷺ apabila duduk, maka Abu Bakar duduk di sebelah kanannya, Umar di sebelah kirinya, dan Utsman di hadapannya. Ia menulis rahasia Rasulullah ﷺ.” .[7]
Maksud bersahabat dengan Al-Qur’an adalah.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur’an, karena dia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi sahabat-sahabatnya (HR. Muslim no. 804)
Hadis ini menunjukkan bahwa cara menjadi sahabat Al-Quran adalah dengan membacanya. Dan pada hadis ini tidak ada pembatasan makna membaca dengan menghafalnya saja. Ini menunjukkan membaca pada hadis ini maknanya luas, mencakup membaca pada mushaf atau melalui hafalan. [8]
Renungkan makna “sahabat”, apa itu sahabat? Sahabat itu yang selalu ada disamping kita. Tempat meluapkan masalah untuk mendapatkan solusi. Orang yang selalu bersama kita baik susah maupun senang. Yang selalu membela kita. Mulailah terapkan makna-makna sahabat itu pada Al-Quran, itulah sahabat Al-Quran. Semua makna sahabat di atas tercakupi oleh makna sahabat di dalam bahasa Arab, artinya
فالصاحب هو الملازم
“Sahabat itu adalah yang selalu bersama.” (Fatwa Lajnah Daimah 3/125)
Siapa saja yang gemar membaca Al-Qur’an, meskipun belum hafal, tapi dia mengamalkan Al-Quran, dialah sahabat Al-Quran. [9]
[1] https://kisahmuslim.com/4992-utsman-bin-affan-bersahabat-dengan-alquran.html
[2] (Tarikh al-Islami oleh Imam adz-Dzahabi, 1: 467)
[3] Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, bab al-Adab wa at-Tasawwuf).
[4] (al-Bidayah wa an-Nihayah oleh Ibnu Katsir, 10: 388).
[5] (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 88).
[6] (Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 90)
[7] https://kisahmuslim.com/4992-utsman-bin-affan-bersahabat-dengan-alquran.html
[8] At-Taisir Syarah Al-Jami’ As-Shoghir, karya Al-Munawi 1/193)
[9] https://remajaislam.com/2688-bersahabat-dengan-al-quran-maksud-dan-caranya.html
(diambil dari Artikel www.KisahMuslim.com yang ditulis oleh ustadz Nurfitri Hadi)
Tinggalkan Komentar