Penulis : Alpiah (Guru TK YBIS)
Apakah anda tahu, ada banyak sekali di lingkungan sekitar kita, menemui anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau yang sering di sebut dengan speech delay ?
Apakah anak yang mengalami speech delay sama halnya dengan anak yang mengalami gangguan autism ? Bagaimana cara mengatasi anak yang mengalami speech delay ?
Menurut Dokter Spesialis Anak Semen Padang Hospital (SPH) dr. Dhina Lydia Lestari, Sp.A,M. Biomed mengungkapkan, meski kemampuan berbicara atau berbahasa anak berbeda, namun kondisi terlambatnya bicara jika di biarkan dan tidak ditangani dengan rujukan ahli bisa menjadi satu gangguan serius pada anak. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh National Centre for biotechnology information, prevalensi gangguan speech delay pada anak berkisar 1 hingga 32 persen pada populasi normal.
Anak adalah amanah dan anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala, yang harus di syukuri, di jaga, di didik dan pada akhirnya kelak akan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Speech delay atau yang disebut dengan keterlambatan dalam berbicara yang terjadi pada anak-anak masih banyak orang berasumsi sama halnya sebagai gangguan autism. Tidak banyak juga orang tua menganggap keterlambatan berbicara pada anak adalah hal yang wajar atau biasa dalam proses tumbuh kembang anak. Padahal keterlambatan berbicara pada anak tidak bisa di anggap sepeleh dan jika terus di biarkan bisa menjadi suatu hal gangguan serius pada perkembangan anak.
Kurangnya pemahaman dan perhatian dari orang tua mengenai speech delay mengakibatkan banyaknya tumbuh kembang anak yang tidak sesuai dengan usianya, misalnya pada usia anak yang menginjak 12 bulan haruslah anak sudah bisa mengucapkan beberapa kata yang berbeda seperti “mama, papa atau ayah, ibu” dan menirukan kata-kata yang ia dengar. Meskipun setiap anak berbeda-beda tahap perkembangannya, namun ada patokan dasar yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara anak.
Speech delay pada anak bukan sebuah diagnosa melainkan sebuah gejala awal dari beberapa macam gangguan, seperti gangguan speech delay yang tergolong ringan atau speech delay yang merunjuk pada gangguan bahasa seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Autism. Perbedaan anak yang mengalami speech delay dan anak yang mengalami gangguan autism dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu diantaranya bentuk komunikasi, ketertarikan dan kemampuan menggunakan kata.
Pada anak speech delay bentuk komunikasinya dengan orang sekitar biasanya dengan cara mengoceh dan menunjukkan bahasa tubuh seperti menunjuk, menarik atau berteriak ke arah yang ia tuju, sedangkan anak autism kesulitan dalam berkomunikasi pada lawan bicaranya karena tidak ada kontak mata dan anak autism sulit menggunakan bahasa tubuh ataupun kata-kata . Anak yang mengalami speech delay juga bisa menggunakan kata-kata walaupun belum jelas sedangkan anak autism lebih cenderung mengulang kata yang sama secara terus menerus untuk dirinya sendiri. Ketertarikan anak speech delay dan anak autism juga sangat berbeda misalnya pada anak yang mengalami speech delay lebih tertarik mengamati dan meniru tindakan ataupun cara berbicara orang-orang di sekitar sedangkan anak autism lebih tertarik sesuatu hal yang baru yang membuatnya tertarik dan lebih senang melakukan semua hal sendiri (seperti memiliki dunia sendiri).
Penyebab anak-anak yang mengalami gangguan speech delay tentu banyak faktornya diantaranya terjadi akibat gangguan pada organ tubuhnya seperti masalah pada otot yang di gunakan untuk berbicara (lidah), masalah pada pendengarannya (telinga) sedangkan anak yang mengalami gangguan autism cenderung dari faktor keturunan dan pola asuh.
1. Sering ajak si kecil mengobrol
Mengobrol dengan si kecil merupakan salah satu terapi anak speech delay yang cukup efektif. Hal ini sebaiknya dilakukan secara rutin, kapanpum dan dimanapun. Contohnya seperti mengajak untuk menyebutkan nama-nama benda yang di lihat, tebak warna dan lain-lain. Saat mengobrol tidak perlu menyempurnakan kalimat yang panjang, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dimengerti sehingga si anak tidak akan kesulitan dalam berkomunikasi.
2. Membacakan cerita
Dongeng atau cerita² pendek yang menarik sangatlah bermanfaat untuk meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosakata si anak, membacakan cerita sederhana juga salah satu cara mengatasi speech delay pada anak.
3. Batasi screen time
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat menurunkan kemampuan bicaranya. Menurut para ahli, anak berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak menggunakan gadget dalam bentuk apapun, kecuali untuk tujuan video call atau panggilan video. Untuk anak yang masih berusia 2-5 tahun, penggunaan gadget sebaiknya maksimal 2 jam perhari, itupun harus di bawah lengawasan orang tua.
4. Minum dengan sedotan
Terapi untuk mengatasi speech delay lainnya dengan membiasakan minum dengan menggunakan sedotan. Minum dengan sedotan dapat membantu menguatkan otot-otot mulut anak sehingga kemampuan berbicaranya menjadi semakin meningkat.
5. Konsultasi dengan dokter / tenaga ahli
Ketika anak yang berusia 1 tahun belum berkata apapun, sebaiknya membawa anak ke dokter spesialis anak atau psikolog anak untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Anak adalah amanah yang harus kita syukuri kehadirannya, jadilah orangtua yang selalu mendampingi setiap moment perkembangan anak.
Demikianlah beberapa hal penting yang dapat kita jadikan pelajaran. Jadilah manusia cerdas yang selalu haus akan ilmu dan jadilah manusia yang selalu rendah hati seperti peribahasa,
“Bagaikan padi, makin berisi makin merunduk”.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Sumber : Platinum, morinaga
Tinggalkan Komentar