Oleh : Putri Aisyah Asni, S.Pd.I (Guru SD YBIS)
Menyampaikan kritik tak boleh sembarangan, terutama pada anak. Bagaimana cara mengkritik anak yang baik?
Bagi sebagian orang, menerima kritik bukanlah hal mudah, terlebih bagi seorang anak yang emosinya belum matang. Itu sebabnya, cara mengkritik anak harus diperhatikan orang tua demi membangun karakter si kecil.
Pada masa tumbuh kembang, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar sehingga muncul dorongan untuk mengeksplorasi banyak hal baru. Pada momen ini, kemungkinan anak membuat kesalahan sangat tinggi karena banyak yang belum dia tahu. Di saat inilah, orang tua memberikan kritik kepada anak. Sayangnya, terkadang cara mengkritik anak kurang tepat sehingga berdampak pada emosinya. Memberikan kritik berlandaskan cinta dengan cara komunikasi yang tepat akan mampu membantu perkembangan anak.
Berikut adalah panduan cara mengoreksi dan mengkritik anak yang tepat.
1. Hindari Kritik yang Menghakimi
Hal tersering dilakukan dan sayangnya tidak disadari orang tua dalam mengkritik adalah menghakimi atau memberikan “label” pada anak. Hindari kata-kata menghakimi saat mengkritik anak seperti “kamu bodoh”, “kamu anak nakal”, dan sebagainya.
Perlu orang tua ketahui bahwa emosi anak-anak belumlah matang layaknya orang dewasa. Kata-kata negatif dan menghakimi seperti di atas akan menempel dan anak merasa dirinya demikian.
Cara mengkritik anak yang baik adalah dengan menyampaikannya sejelas mungkin. Artinya, kesalahan yang dilakukan anak atau hal yang tidak Anda setujui disampaikan secara jelas tanpa basa-basi. Misalnya, “Memukul teman bukan hal baik”.
Anak tidak akan paham jika Anda menyampaikan kritik secara tersirat ataupun berbelit-belit.
Setelah Anda mengkritik anak, tanyakan kembali pendapat atau alasan terhadap kesalahan yang dilakukannya dan bagaimana perasaannya. Dengarkan dengan saksama dan pahami perasaan anak Anda. Dengan begitu, anak akan merasa dihargai dan Anda juga melatih untuk mengelola emosinya lebih baik.
Salah satu cara mengkritik anak lainnya adalah dengan teknik “sandwich”, yaitu awali dan akhiri kritikan dengan pujian. Contohnya, “Mama senang adik bisa bermain dengan teman hari ini, tapi memukul teman saat bermain itu tidak baik. Lain waktu, main dengan lebih baik, ya”.
Anak menjadi tidak terfokus pada kesalahannya, tapi juga merasa dihargai akan hal baik.
Ada saatnya anak melakukan kesalahan karena tidak mengerti akibat yang ditimbulkan dari kesalahan tersebut.
Contohnya dibandingkan langsung mengatakan “Jangan menonton televisi terlalu dekat”, lebih baik katakan “Menonton televisi terlalu dekat bisa merusak penglihatanmu. Menonton televisinya lebih jauh, ya”.
Penting bagi orang tua menjelaskan kalau tidak apa-apa berbuat kesalahan karena itu akan membuat seseorang belajar menjadi lebih baik. Anda juga penting memberikan pengertian bahwa kritikan ditujukan untuk mengubah situasi atau perilaku. Sifat kritikan tidak menetap sehingga tak akan diungkit kemudian hari.
Jika ingin mengkritik anak, lakukanlah dengan sabar dan penuh kasih sayang. Terkadang orang tua keburu tidak sabar sehingga menegur dengan keras atau nada tinggi. Berikan kritik dengan penuh kasih sayang, kontak mata, ataupun berlutut. Jangan lupa untuk memberikan si kecil pelukan agar kritik tidak menjadi momok baginya.
Cara mengkritik anak yang baik perlu Anda terapkan. Langkah yang salah dalam menegur akan memengaruhi emosi anak. Akibatnya, anak bisa menjadi tidak percaya diri, murung, takut membuat kesalahan atau mencoba hal baru, bahkan memendam sakit hati.
Sumber : https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3170100/cara-menyampaikan-kritik-secara-tepat-kepada-anak
Tinggalkan Komentar