Penulis : Lukluul Magnun, S.Kom
(Staf Administrasi TK YBIS Sekip)
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Memantau perubahan berat badan anak adalah salah satu “tugas” Mama dan Papa sebagai orang tua untuk memastikan si Kecil bertumbuh sehat sesuai usianya. Jadi jika berat badan anak bertambah atau berkurang drastis dari rata-rata yang seharusnya, Mama dan Papa bisa segera mendapatkan intervensi yang tepat sesuai dengan diagnosis penyebabnya. Nah selain obesitas, salah satu masalah berat badan yang harus diwaspadai pada anak adalah weight faltering. Sebagai orang tua Mama harus waspada dengan kejadian weight faltering, khususnya pada anak berusia kurang dari 1 tahun.
Untuk mendapatkan penjelasan lengkap mengenai weight faltering, termasuk penyebab, gejala, dan cara pencegahannya, mari simak ulasan berikut ini, ya, Moms.
Apa Itu Weight faltering?
Weight faltering (dikenal juga dengan Faltering Growth atau Failure to thrive) adalah kondisi berat badan anak yang di bawah standar usianya. Artinya, anak tidak mengalami kenaikan berat badan yang cukup, alias di bawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya.
Anak yang dapat dikatakan faltering growth (gagal tumbuh) apabila kenaikan berat badan di bawah persentil 5 (tetap di bawah kurva pertumbuhan standar) atau trend berat badannya stagnan (terhenti atau tidak mengalami) selama 3 bulan, atau menurun selama 3 bulan. Perlu dicatat juga bahwa kenaikan berat badan minimal anak setiap bulannya berbeda-beda.
Gangguan weight faltering biasanya terjadi pada 15 bulan pertama kehidupan anak, tapi lebih sering ditemukan pada usia 3-4 bulan. Karena, rentang usia tersebut termasuk krusial di mana kenaikan berat badan menjadi tidak baik, khususnya pada bayi dengan ASI eksklusif maupun non eksklusif.
Apa Dampak dari Weight faltering?
Weight faltering termasuk masalah serius yang harus mendapatkan perhatian dan tidak boleh dibiarkan terus berlanjut. Apabila dibiarkan, kondisi ini bisa berubah menjadi underweight (berat badan kurang) dan berlanjut menjadi wasting (badan kurus karena gizi kurang atau gizi buruk).
Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan dapat mengakibatkan anak mengalami gagal tumbuh dan meningkatkan risiko terjadinya stunting.
Pertumbuhan pada anak juga dapat menjadi terhambat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif dan psikomotor si Kecil. Selain itu, anak mungkin mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik, masalah perilaku, dan kesulitan dalam kemampuan belajar.
Dampak jangka pendek dari kondisi weight faltering pun tergolong serius, yaitu terganggunya respon imun yang menyebabkan meningkatnya risiko infeksi berbahaya pada bayi. Jika kondisi weight faltering terus berlangsung, maka dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan lanjutan, baik itu secara fisik maupun mental.
Ciri – Ciri Anak Mengalami Weight faltering
Indikator utama dari gangguan pertumbuhan pada anak adalah adanya penurunan berat badan dan pertumbuhan tinggi badan yang terhambat. Jika Mama melihat bahwa berat badan anak secara tiba-tiba menurun, itu bisa menjadi tanda adanya masalah pertumbuhan.
Selain itu, ciri-ciri weight faltering bisa dilihat di bawah ini.
Apabila Mama mencurigai adanya gangguan pertumbuhan pada si Kecil, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi agar dapat melakukan evaluasi menyeluruh, serta memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah pertumbuhan yang terjadi pada si Kecil.
Penyebab Weight faltering pada Anak
Weight faltering disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan si Kecil. Meski demikian, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang perlu diketahui dengan baik sebagai risiko dan penyebab weight faltering, sehingga dapat ditangani dengan baik.
Berikut ini beberapa faktor yang jadi penyebab weight faltering pada anak.
Si Kecil yang berusia di bawah 8 minggu sering kali kesulitan dalam menyusu dan menelan. Sebab, pada usia ini, ia masih dalam tahap perkembangan dan belum sepenuhnya menguasai keterampilan ini. Kondisi tersebut dapat mengganggu penyerapan asupan nutrisi si Kecil.
Saat mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan penerimaan nutrisi si Kecil. Salah satunya kesulitan dalam transisi ke makanan padat setelah ASI.
Memberikan ASI eksklusif dan MPASI yang tepat dan sesuai usia penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. ASI eksklusif pada 6 bulan kehidupan pertama memberi semua zat gizi esensial yang dibutuhkan si Kecil.
Kemudian, MPASI yang diberikan untuk si Kecil setelah usia 6 bulan haruslah mengandung nutrisi yang seimbang, termasuk zat gizi yang dibutuhkan bayi seperti energi, protein, dan mikronutrien. Jika tidak, itu dapat memicu ketidakseimbangan nutrisi yang diterima anak.
Kebiasaan makan yang buruk pada anak dapat menjadi salah satu penyebab weight faltering. Selain itu, nafsu makan yang rendah, anak susah makan, serta gangguan perilaku sulit makan seperti picky eater juga dapat menghambat asupan nutrisi yang cukup.
Anak mungkin menolak makanan tertentu atau hanya memilih makanan dengan tekstur atau rasa tertentu. Akibatnya, jumlah nutrisi yang diterima oleh anak pun menjadi terbatas.
Penyerapan kalori yang tidak adekuat dan kebutuhan kalori yang meningkat dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang dialami bayi. Sebanyak lima persen dari kasus weight faltering disebabkan oleh penyakit gastrointestinal.
Penyakit gastrointestinal, seperti gangguan pada saluran pencernaan, dapat mengganggu absorbsi atau penyerapan nutrisi, termasuk kalori. Hal tersebut mengakibatkan si Kecil tidak dapat memperoleh nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi.
Cara Mengatasi dan Mencegah Weight faltering
Cara mengatasi weight faltering dimulai dengan mencari tahu penyebabnya lalu melakukan perbaikan dan tindakan pencegahan.
Itulah mengapa pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala menjadi penting. Ketika anak terdeteksi mengalami weight faltering, langkah-langkah yang cepat amat diperlukan untuk mengatasinya.
Pemantauan tumbuh kembang anak termasuk berat badan jadi lebih mudah lewat kegiatan Posyandu. Jika anak mengalami weight faltering, hal ini dapat terdeteksi lebih awal. Sayangnya, orangtua terkadang luput sehingga masalah yang berkaitan dengan gizi baru disadari ketika anak sudah mengalami kondisi tersebut.
Kegiatan Posyandu juga menyediakan fasilitas imunisasi yang penting dalam mendukung kesehatan anak. Melalui imunisasi yang tepat, anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit, sehingga ia tidak mudah jatuh sakit. Selain itu, dengan kekebalan yang ditingkatkan, potensi weight faltering serta pertumbuhan yang terhambat pada anak lainnya juga jadi menurun.
Pencegahan weight faltering yang berujung pada stunting merupakan hal yang begitu penting. Beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai weight faltering. Perhatian dan keterlibatan orangtua dalam mengawasi pertumbuhan anak sangatlah berhubungan dengan kondisi ini. Mama dan Papa perlu secara rutin membawa si Kecil ke pelayanan kesehatan, seperti Posyandu, guna memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara teratur.
Sumber :
nutriclub.co.id. (11 Agustus 2023). Mengenal Weight Faltering, Faktor Risiko Stunting pada Anak. Diakses pada 9 September 2023, dari https://www.nutriclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/4-6-bulan/weight-faltering-anak
Tinggalkan Komentar