Info
Monday, 14 Oct 2024
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023 / 2024 untuk TK dan SD Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

Abi, Ummi Yuk Optimalkan Salah Satu Skills Anak yang Satu Ini !

Friday, 5 August 2022 Oleh : admin

Oleh : Fithriyah Dinah Shalihah S.Psi
(Guru SD YBIS)

Dalam setiap harinya, tentu anak banyak menghabiskan waktu bersama Abi dan Ummi, kakak ataupun adik, anggota keluarga, bersama teman sebaya, guru dan orang lain. Secara tidak sadar, seseorang menghabiskan umurnya dengan berinteraksi dengan orang lain. Dengan melalui interaksi sosial ini, Anak mendapatkan teman, sahabat, pengetahuan dan lainnya. Dengannya berinteraksi, Anak dapat mengembangkan keterampilan pribadi dan interpersonal.

Ruang lingkup sosial terdekat anak yaitu dari keluarga, sekolah, tetangga dan teman sebaya. Kita kerap menemukan ada beberapa anak yang sulit mendapat teman, melakukan agresi verbal atau non verbal atau terdapat anak yang banyak disukai oleh teman-teman sebayanya.

Nah! Apa ya yang membedakannya? Yang membedakannya adalah kemampuan anak dalam bersosialisasi. Atau juga bisa dikatakan social skills.

Pengertian Social Skills

Menurut Slaby dan Comb (1977) Arti dari social skills adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial yang dapat diterima atau dihargai oleh sosial dan juga memberikan manfaat untuk diri pribadi dan juga orang lain. Sedangkan Menurut Mazarin (2017) yang merupakan konselor keluarga dan pernikahan, anak yang memiliki keterampilan ini dapat berkomunikasi dengan jelas, tenang, sopan dan penuh rasa hormat.

Hal Positif yang Terjadi pada Anak Jika Memiliki Sosial Skills yang Baik, Apa Saja? Simak Berikut Ini!

Banyak dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki keterampilan bersosialisasi dengan baik berpotensi meraih kesuksesan yang lebih besar di sekolah dan hubungan yang lebih baik dengan teman sebayanya. Salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh Larose, Outllet, Morrin, dkk (2019) menunjukkan bahwa anak yang memiliki skill dalam bersosialisasi cenderung mengurangi tingkat stres. Dan hasil penelitian yang dilakukan Cooper, dkk (2014) menunjukkan bahwa social skills memengaruhi kesuksesan anak di sekolah dalam segi membaca. Sama halnya yang dilakukan oleh DiPerna dan Elliot (2002) mengatakan bahwa social skills membantu anak dalam prestasi dalam segi membaca dan matematika, serta meningkatkan motivasi dan keterampilan belajar anak.

Berikut beberapa poin dampak positif anak memiliki social skills (Zins, dkk dalam buku Guiding Children’s Social Development and Learning, 2010)  :

  1. Motivasi akademik yang lebih besar
  2. Lebih banyak sikap positif di sekolah
  3. Lebih sedikit absen
  4. Lebih banyak partisipasi kelas
  5. Prestasi matematika yang lebih tinggi
  6. Prestasi seni bahasa yang lebih tinggi
  7. Prestasi pelajaran sosial yang lebih tinggi
  8. Nilai yang lebih tinggi
  9. Kurangnya kecenderungan putus sekolah

Lalu, Apa saja yang harus dilakukan Abi Ummi dalam mengoptimalkan social skill anak? Simak penjelasan dari Psikoterapis Amy Morin.

Menurut Psikoterapis Amy Morin terdapat 7 cara mengoptimalkan sosial skill anak (Verywellmind, 2022) :

  1. Berbagi

Mengajarkan anak berbagi juga termasuk upaya dalam mengoptimalkan sosial skills anak.

Contohnya seperti anak diajarkan berbagi makanan kepada teman, ataupun saudara, atau berbagi mainan. Dengannya anak bersedia untuk berbagi sangat membantu anak-anak untuk berteman dan berteman.

Tips

Ketika Abi dan Ummi mengajarkan berbagi kepada anak. Mungkin Sebagian anak sulit untuk berbagi kepada kakak ataupun adiknya. Abi dan ummi dapat memulai dari kalimat positif kepada sang anak dan mengucapkan “Kakak mau gak berbagi makanannya?  kalau kakak berbagi makanan pasti Adik senang banget dapat makanan dari kakak”. Dan perlu diingat, apabila anak masih enggan berbagi tidak perlu dipaksakan ya!

 

  1. Bekerja sama

 

Sebagai peran orang tua ataupun guru, perlunya kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk bekerja sama. Entah kepada teman, kakak ataupun adik. Ajarkan kepada anak untuk menghormati ketika saudara atau temannya mengajukan permintaan. Ajarkan kepada anak untuk berkontribusi, berpartisipasi, dan membantu.

 

Kegiatan yang bisa dilakukan seperti permainan olahraga , membangun mainan menara dan lainnya.  Ketika dalam permainan beberapa anak mungkin mengambil posisi kepemimpinan sementara yang lain akan merasa lebih nyaman mengikuti instruksi. Apa pun itu, kerja sama adalah peluang besar bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang diri mereka sendiri dan bagaimana mereka berfungsi dengan baik dalam kelompok.

 

Tips

Baik sebagai peran guru ataupun orang tua perlunya mengingatkan kepada anak pentingnya bekerja sama kepada anak. Katakan kepada anak bahwa dengan bekerja secara bersama-sama pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan lebih baik ketika semuanya ikut serta. Contoh aktivitas sederhana yang bisa dilakukan seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah atau kelas, dan mengerjakan tugas kelompok.

 

  1. Mendengarkan

 

Mendengarkan bukan berarti anak hanya diam akan tetapi benar-benar menangkap isi pesan yang orang lain katakan. Perlunya bagi anak menjadi pendengar yang baik. Sebagian besar pembelajaran di sekolah bergantung pada kemampuan anak untuk mendengarkan apa yang dikatakan guru..

 

Mendengarkan juga merupakan bagian penting dalam mengembangkan empati. Seorang anak tidak dapat menunjukkan belas kasih atau menawarkan dukungan kepada orang lain tanpa terlebih dahulu mendengarkan dan memahami apa yang dikatakan orang lain.

 

Tips :

“Bacakan sebuah buku kepada anak, dan berhenti ketika dibagian tertentu atau halaman tertentu, dan tanyakan kepada anak apa yang mereka tangkap dari sepenggal cerita tersebut.”

 

  1. Mengikuti Arahan

Beberapa anak cukup sukar untuk mengikuti perintah ataupun arahan baik dari orang tua, guru ataupun orang dewasa. Terdapat beberapa cara agar anak dapat mengikuti arahan Abi dan Ummi.

  • Beri satu arahan kepada anak pada satu waktu.

Mungkin ada sebagian Ummi dan Abi mengatakan kurang lebih seperti ini “ambil sepatu kakak, simpan buku kakak, terus cuci tangannya,”. Banyak sekali perintah yang didengarkan oleh anak. Maka cara yang lebih baik yang dapat Abi Ummi lakukan ialah tunggu anak sampai sepatu diambil sebelum memberikan perintah berikutnya.

 

  • Meminta anak untuk mengulangi permintaan Abi dan Ummi

Setelah Abi Ummi memberikan arahan kepada anak, mintalah anak untuk mengulangi kembali apa yang Abi Ummi katakan. Tanyakan, “Terus apa yang harus kakak lakukan sekarang? tadi abi minta kaka kapa?” dan tunggu sampai mereka menjelaskan apa yang mereka dengar dari Anda.

 

  • Hal yang wajar jika anak melakukan kesalahan.

Hal yang normal apabila anak mudah terdistrak, berperilaku impulsif, atau melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan. Lihat setiap kesalahan sebagai kesempatan untuk membantu mereka mempertajam keterampilannya. Yang dibutuhkan Abi dan Ummi adalah tetap terus bersabar dalam mengingatkan sang anak.

 

Tips

Jangan lupa untuk memuji tindakan sang anak apabila mengikuti arahan dari Abi dan Ummi, seperti mengatakan terima kasih telah membantu Ummi. Namun apabila anak masih sukar mengikuti arahan, beri anak kesempatan untuk berlatih mengikuti perintah yang sederhana. Dengan mengatakan kata “Tolong ambilkan…,” dan jangan lupa berikan pujian dan apresiasi langsung kepada anak setelah mengikuti petunjuk.

 

  1. Ajarkan kepada anak mengenai menghargai ruang pribadi seseorang

Ajarkan kepada sang anak beberapa aturan dirumah untuk menghormati ruang pribadi seseorang seperti menutup pintu kamar, mengetuk pintu sebelum masuk, izin sebelum mengambil barang orang lain, mengantre dan lain-lain.

 

 

  1. Eye Contact

Sadarkah Ummi Abi, beberapa anak tidak melakukan kontak mata ketika komunikasi. Beberapa dari anak melihat kebawah, kesamping dan kearah lainnya. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk mengingatkan anak untuk menatap mata seseorang ketika sedang berbicara. Abi Ummi bisa mengatakan kepada anak jika sang anak mengalihkan pandangannya.

Seperti,  “Ke mana mata kakak seharusnya ketika Abi sedang berbicara?”

 

Tips

Abi dan Ummi bisa lakukan ini kepada anak, bagaimana perasaan anak apabila seseorang tidak melakukan kontak mata. Ketika anak sedang bercerita atau mengobrol kepada Abi Ummi, Cobalah untuk melakukan apa yang anak Abi Ummi lakukan, seperti menatap kebawah, keatas, kesamping, ataupun lainnya yang bukan kearah sang anak. Ketika sang anak meminta Abi dan Ummi untuk melihatnya. Maka cobalah lakukan eye contact ketika sang anak mengulang ceritanya. Di akhir cerita, Abi Ummi bisa tanyakan perbedaan perasaan anak jika Abi Ummi tidak melakukan kontak mata.

 

  1. Tata Krama

“Tolong”, “Terima Kasih”, dan “Maaf” terdengar sepele untuk didengar. Sebagian dari Abi dan Ummi mungkin merasa gengsi atau mungkin enggan mengatakan tiga kata ini kepada anak. Namun, kata-kata ini merupakan kata-kata yang sangat sederhana dan memiliki manfaat yang besar. Mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih kepada anak , mengajarkannya tentang tata krama, hal ini dapat ditiru oleh anak, sehingga ketika anak melakukan hal yang sama kepada orang lain, anak akan mendapatkan perhatian dan hormat dari orang lain.

 

Tips

Abi dan Ummi adalah sosok teladan dan contoh pertama bagi sang anak. Anak akan meniru Abi dan Ummi apabila Abi dan Ummi kerap mengajarkannya sopan santun seperti berkata  “Tidak, terima kasih,” dan “Ya, tolong”. Ingatkan terus kepada anak melakukan sopan santun kepada orang lain. Seperti senyum, sapa, dan salam. Dan berikan anak apresiasi setiap anak bersikap sopan.

Itulah 7 poin bagaimana mengoptimalkan sosial skills anak, yang insyaa Allah akan bermanfaat untuk bekal anak-anak kita kedepannya. Kita sebagai orang dewasa harusnya menjadi teladan yang baik untuk dalam memberikan contoh. skills atau keterampilan bersosial bukanlah bawaan dari lahir namun keterampilan ini dapat dipelajari dari orang sekitar seperti orang tua, kerabat dan guru.

 

Semoga artikel ini bermanfaat, Jazaakumullahu khairan wa barakallahu fiikum.

 

Daftar Pustaka

Anthony, C. J., Elliott, S. N., DiPerna, J. C., & Lei, P. W. (2021). Initial Development and Validation of the Social Skills Improvement System—Social and Emotional Learning Brief Scales-Teacher Form. Journal of Psychoeducational Assessment, 39(2), 166-181.

Combs, M. L., & Slaby, D. A. (1977). Social-skills training with children. In Advances in clinical child psychology (pp. 161-201). Springer, Boston, MA.

Cooper, B. R., Moore, J. E., Powers, C. J., Cleveland, M., & Greenberg, M. T. (2014). Patterns of early reading and social skills associated with academic success in elementary school. Early Education and Development, 25(8), 1248-1264.

Kostelnik, dkk. (2010). Guiding Children’s Social Development and Learning Seventh Edition. USA : Wandsworth Cengage Learning. 

Mazarin, J. (2021). What Are Social Skills in Children?Development, Definition & Teaching Techniques. Study.com. https://study.com/academy/lesson/what-are-social-skills-in-children-development-definition-teaching-techniques.html (diakses 4 Agustus 2022).

Morin, A. (2022). 7 Most Important Social Skills for Kids. Verywellmind.com. https://www.verywellfamily.com/seven-social-skills-for-kids-4589865 (diakses 4 Agustus 2022)

 

 

 

 

 

 

 

No Comments

Tinggalkan Komentar