Info
Thursday, 23 Jan 2025
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2025 / 2026 untuk TK, SD dan SMP Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

Kecemasan pada Anak

Tuesday, 17 December 2024 Oleh : admin

Penulis : Adelia Intan Rahmaniar, S.I.Kom
(Guru TK YBIS Sako)

Cemas adalah perasaan yang timbul ketika kita khawatir atau takut akan sesuatu. Rasa takut dan panik adalah hal yang manusiawi. Setelah beberapa waktu, kita biasanya merasa lebih tenang dan nyaman.

Rasa khawatir dan takut, dalam batasan tertentu, dapat membantu menjaga kita, bahkan melindungi dari marabahaya. Akan tetapi, ada kalanya, rasa cemas membuat keadaan terasa lebih buruk dari yang sebenarnya dan membuat kita kewalahan. Kekhawatiran yang berlangsung berkepanjangan dapat menyebabkan kecemasan yang berjangka panjang.

Jika kecemasan membuat anak tidak bisa melakukan hal-hal yang biasanya mereka sukai, atau membuat mereka khawatir ataupun mudah panik tanpa penyebab yang jelas, maka penting untuk membantu mereka merasa lebih baik, termasuk dengan mencarikan dukungan yang diperlukan.

Anak-anak usia enam bulan hingga tiga tahun biasanya mengalami kecemasan saat harus berpisah dari orang tua atau pengasuhnya. Mereka menjadi rewel dan mudah menangis. Hal ini wajar dalam proses tumbuh kembang anak dan biasanya berhenti pada usia dua hingga tiga tahun.

Untuk anak usia prasekolah, adalah normal jika mereka mengalami rasa takut atau fobia terhadap hal-hal tertentu, seperti hewan, serangga, badai, ketinggian, air, darah, dan suasana yang gelap. Biasanya, ketakutan-ketakutan ini hilang dengan sendirinya seiring waktu.

Uniknya, rasa takut dan cemas dapat hilang ketika anak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang penuh dari orangtua. Penyebab lain anak sering merasa takut bisa disebabkan karena kondisi agoraphobia. Kondisi ini dialami sebagai rasa takut dan cemas yang berlebihan pada suatu situasi tertentu. Bukan hanya pada gelap atau hewan tertentu, biasanya anak dengan kondisi agoraphobia pun dapat mengalami rasa takut pada hal lain. Misalnya, keramaian, tempat tertutup, atau ruang publik.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang anak mengalami agoraphobia, seperti:

  • Kondisi trauma.
  • Mengalami gangguan kesehatan mental.
  • Memiliki sifat mudah cemas dan gugup.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi agoraphobia.

ketika anak mengalami agoraphobia, ada beberapa gejala yang biasanya akan dialami, seperti detak jantung yang berubah lebih cepat, keringat berlebihan, nyeri dada, nyeri pada telinga, hingga gemetar. Selain itu, gejala kognitif akan dialami, misalnya merasa sangat malu, takut, dan kehilangan pikiran jernih saat dihadapkan oleh sesuatu yang membuatnya takut.

Itulah beberapa gejala yang berkaitan dengan agoraphobia. Lalu, apakah penanganan agoraphobia sama dengan mengatasi ketakutan pada anak? Hal ini memerlukan penanganan yang berbeda. Agoraphobia membutuhkan terapi perilaku untuk membantu anak mengatasi ketakutan dan cemas berlebihan yang dirasakan.

Selain itu, ibu juga bisa membantu anak melakukan gaya hidup sehat agar rasa takut dan cemas yang dialami dapat berkurang. Melansir Cleveland Clinic, menjalani pola makan teratur dan sehat, rutin berolahraga, dan melakukan teknik pernapasan yang baik dapat membantu anak dengan kondisi agoraphobia untuk mengatasi rasa takut dan cemas berlebihan. Jangan lupa untuk selalu mendampingi anak dan berikan kasih sayang yang cukup agar anak tetap merasa nyaman pada segala kondisi dan situasi.

Gunakan indra untuk membantu mengatasi rasa panik, cemas, dan stress yakni dengan meminta anak untuk duduk dengan nyaman dan bernapas secara perlahan. Lalu, minta mereka menyebutkan hal-hal yang membuat mereka tenang: 4 hal yang bisa dilihat, 3 hal yang bisa didengar, 2 hal yang bisa dicium aromanya, dan 1 hal yang bisa dicicipi.

 

Sumber :

https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/artikel/kecemasan?gad_source=1&gclid=Cj0KCQiA0–6BhCBARIsADYqyL_xQj2xvc3_BuXcGUwhojmoH9n4z-JzOJWBbqJiqMD9Bg6380ZvPWIaAuGUEALw_wcB

https://www.halodoc.com/artikel/anak-sering-merasa-takut-apa-yang-jadi-penyebabnya?srsltid=AfmBOor8ypfCRvniTfZGWoS5uSaR4ESA7KQ5WZTG556PYRJWT7C1jDhW

 

No Comments

Tinggalkan Komentar