Info
Thursday, 05 Dec 2024
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2025 / 2026 untuk TK, SD dan SMP Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

Afirmasi Positif Pada Anak

Saturday, 11 May 2024 Oleh : admin

Penulis : Adelia Intan Rahmaniar, S.I.Kom
(Guru TK YBIS Sako)

Kata afirmasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki makna yang cukup spesial. Pengertian afirmasi adalah penetapan yang positif seperti penegasan atau peneguhan yang berkaitan dengan sesuatu yang positif. Afirmasi adalah pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri.

Berapa contoh kalimat yang sering kita ucapakan kepada anak :

  1. “Kamu Masa Mengerjakan Soal yang Mudah seperti Itu Saja Tidak Bisa.”

Menurut psikolog Ikhsan, kalimat di atas mengecilkan kemampuan anak. Pada akhirnya, mereka bisa jadi tidak percaya diri atau berbuat curang saat mengalami kesulitan.

  1. “Coba Lihat Teman Kamu Tuh, Semuanya pada Pintar dan Rajin Belajar.”

Kata-kata membandingkan ini paling sering dilakukan orangtua. Banyak ortu yang tidak terima kalau anaknya “kalah” dari anak lain.

  1. “Jadi Anak Tuh Jangan Cengeng!”

Kata-kata di atas, menurut Ikhsan, adalah buruk karena menekan emosi anak. Emosi si kecil sedang berkembang. Kalau ditekan dengan kalimat tersebut, bisa berdampak tidak baik saat mereka dewasa.

  1. “Kan Sudah Dibilang Jangan Sama Mama, Kenapa Masih Kamu Lakukan Sih, Bandel Banget!”

Masa kanak-kanak adalah waktu untuk mengeksplorasi segala sesuatu. Mengatakan kalimat tersebut justru mengganggunya saat sedang giat mencari tahu hal baru

  1. “Begitu Saja Tidak Bisa, Sini Dibantu Sama Mama.”

Ikhsan menjelaskan, “Kalimat ini jelas bisa membuat anak jadi manja atau jadi tidak percaya diri.”

  1. “Papa/Mama Kecewa Sama Kamu.”

Jika anak melakukan sesuatu yang tidak disukai, Anda bisa marah dan ingin mengatakan kalimat menjatuhkan mental di atas. Namun, si kecil bisa saja benar-benar percaya kalau dia sudah mengecewakan orangtuanya.

  1. “Kamu Masih Anak-anak dan Papa/Mama Sudah Dewasa. Jadi Saya yang Benar.”

Hal ini adalah logika keliru yang membuat anak makin sulit memahami sesuatu. Kalimat ini hanya membuat si kecil menyadari perkataan atau pendapat mereka tidak penting karena masih anak-anak.

Kata-kata di atas adalah beberapa contoh kalimat yang toxic dan bisa mendukakan hati anak. Itu sebabnya, penting membiasakan melakukan positive talk dengan anak amat penting.

Menurut psikolog Ikhsan, selain membuat anak merasa dirinya berharga, positive talk juga membuat mereka jadi lebih percaya diri.

“Anak-anak kan lagi masa-masanya untuk dibentuk. Dengan diberikan ungkapan yang positif, mereka jadi bisa belajar kalau kesalahan yang dia lakukan wajar. Mereka paham masih bisa memperbaikinya karena dalam proses belajar,” ungkap Ikhsan.

Jadi, hindari kalimat menjatuhkan mental di atas. Sebaliknya, selalu berikan afirmasi positif yang memotivasi untuk membangun mental anak.

Pikirkan betapa senangnya perasaan ibu ketika seseorang memberi ibu pujian. Anak-anak juga merasakan hal tersebut di dalam diri mereka. Ketika masih belia, anak memperoleh begitu banyak anggapan terhadap diri mereka dari orang tua.

Anak akan memperhatikan dan mendengarkan bahkan ketika ibu dan ayah tidak menyadarinya. Bagaimanapun juga, ibu dan ayah adalah pendukung terbesar anak selama tumbuh kembang mereka. Jadi, berikan afirmasi positif untuk anak setiap saat, karena beberapa alasan berikut ini.

Pentingnya Memberikan Afirmasi Positif untuk Anak

Anak menjadi lebih percaya diri

Seorang anak yang percaya diri merasa seolah-olah mereka dapat menghadapi dunia. Ketika orang dewasa mengucapkan kata-kata yang kuat dan positif, mereka merasa lebih mampu dan lebih bersedia untuk menghadapi tantangan baru.

Afirmasi positif lebih dari sekadar kata atau kalimat. Justru, mereka berkontribusi pada pola pikir yang berkembang dan membantu membentuk siapa yang anak percayai.

Afirmasi positif membangun ketangguhan anak

Memberikan umpan balik positif tentang upaya dan pencapaian adalah cara yang bagus untuk membangun ketangguhan dan ketekunan. Bahkan saat anak berjuang untuk suatu tugas atau tujuan, memberikan dukungan secara positif akan memotivasi mereka untuk terus maju.

Membantu memberikan pikiran dan perilaku positif pada anak

Menemukan sesuatu yang positif untuk orang tua apresiasi setiap hari adalah cara termudah untuk mempraktikkan kepositifan. Ini merupakan bentuk latihan untuk selalu bersyukur atas hal kecil sekalipun.

Melawan semua pikiran dan perilaku negatif

Memberikan penguatan positif akan membantu anak mengatasi tantangan. Selain itu, berusaha memberikan afirmasi positif secara teratur akan membantu anak-anak menjaga harga diri, mengenali kekuatan mereka, dan mengembangkan pandangan yang lebih sehat tentang diri mereka sendiri.

Selain memberi afirmasi positif kepada anak. Orang tua juga perlu menanamkan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahwa segala sesuatu yang sudah terjadi adalah kehendak serta takdir yang sudah Allah gariskan.

Orang tua berperan aktif dalam kehidupan seorang anak. Menjadikan Allah sebagai tujuan akhir dalam hidup. Begitupun dalam setiap memberi afirmasi positif yang diucapkan kepada anak, untuk tidak lupa bahwa setiap kebaikan, keberuntungan, kemudahan adalah atas kehendak Allah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih). Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (harap) pada-Nya.

Mengenai makna hadits di atas, Al Qodhi ‘Iyadh berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah (roja’) dan meminta ampunannya” (Syarh Muslim, 17: 2).

Inilah bentuk husnuzhon atau berprasangka baik pada Allah yang diajarkan pada seorang muslim. Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah” (HR. Muslim no. 2877).

Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Ketika kita berdo’a pada Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a.  Karena ingatlah bahwasanya do’a itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhon pada Allah.

 

Referensi:

Hallodoc. 2022. Pentingnya Memberikan Afirmasi Positif untuk Anak.  Diakses pada Mei 2024.

Klikdokter.  2021.  Kalimat-kalimat Toxic yang Mampu Menjatuhkan Mental Anak. Diakses pada Mei 2024.  https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/kalimat-kalimat-toxic-yang-mampu-menjatuhkan-mental-anak

Rumaysho. 2012. Sesuai Prasangka Hamba pada Allah. Diakses pada Mei 2024. https://rumaysho.com/2298-sesuai-persangkaan-hamba-pada-allah.html

 

 

 

 

No Comments

Tinggalkan Komentar