Penulis : Putri Aisah Asni (Guru SD YBIS)
Anak merupakan titipan Allah subhanahu wa ta’ala yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh setiap orangtua. Anak menjadi pelengkap rumah tangga yang akan menambah kebahagiaan orang tua. Orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pengasuhan yang mampu menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan anak secara optimal terutama saat anak berada dalam usia keemasannya yakni masa usia dini (0-6 tahun). Orang tua banyak menemui permasalahan dalam proses tumbuh kembang anak seiring dengan semakin kompleksnya keterampilan yang harus dipelajari anak serta bertambahnya usia anak. Salah satunya adalah perilaku temper tantrum atau sering disebut tantrum.
Apa itu Perilaku Tantrum ?
Perilaku tantrum merupakan luapan kemarahan atau kekesalan yang dapat terjadi pada setiap orang, namun pada dasarnya perilaku ini seringkali ditampakkan pada masa usia dini. Mengingat pada masa ini anak mulai belajar meluapkan emosi yang mereka rasakan akan tetapi anak belum mampu mengungkapkan emosi tersebut dengan bahasa atau ekspresi yang diinginkan anak yang dapat dipahami oleh orang dewasa di sekitarnya.
Munculnya perilaku tantrum merupakan salah satu fase yang normal bagi anak. Menurut para ahli, perilaku tantrum pada anak seringkali muncul pada usia 15 bulan sampai 6 tahun. Tantrum pada anak usia dini biasanya mencapai puncaknya pada usia 1 hingga 3 tahun dan akan menghilang secara bertahap seiring bertambahnya usia anak dan kemampuan mengungkapkan emosi dalam dirinya, akan tetapi tantrum juga masih mungkin terjadi pada anak yang berusia 7 hingga 8 tahun.
Salah satu tantrum pada anak usia dini antara lain adalah ditolak permintaannya, tak mampu mengungkapkan keinginannya, tak mampu menguasai atau melakukan suatu hal, terhalangnya keinginan untuk mandiri, lelah, lapar, dan atau merasa tidak nyaman, suasana hatinya memang sedang buruk, mencari perhatian.
Adapun penyebab anak usia 7-8 tahun masih tantrum, penyebabnya bisa banyak hal. Ada yang karena memang mengalami gangguan perkembangan tertentu seperti misalnya terlambat bicara sehingga ia pun sulit mengekspresikan emosinya. Ada juga yang karena mengalami gangguan emosional.
Nah, mungkin juga karena disebabkan orangtua nggak mengajarkan bagaimana berekspresi dengan baik, ada pula yang karena memang terbiasa. Terbiasa tantrum untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Jadi, ya, harus dilihat dulu latar belakangnya kenapa si anak yang sudah usia dini ini masih saja tantrum. Jika memang karena ada gangguan perkembangan, maka sebaiknya dilakukan penanganan yang tepat.
Apa Gejala-gejala yang Muncul pada Anak Tantrum ?
Gejala-gejala yang Muncul pada Anak Tantrum Selain memahami penyebab munculnya perilaku tantrum perlu juga diamati gejala-gejala yang muncul pada anak tantrum, biasanya tantrum terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap “sulit”, dengan ciri-ciri sebagai berikut; Memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur, Sulit menyukai situasi, makanan, dan orang-orang baru, Lambat beradaptasi terhadap perubahan, Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif, Mudah terprovokasi, gampang merasa marah atau kesal, Sulit dialihkan perhatiannya.
Bagaimana cara yang tepat untuk menangani anak yang sedang tantrum? Agar tidak salah dalam mengambil tindakan, Atasi tantrum pada anak dengan cara yang tepat.
1. Tangani dengan tenang
2. Ajak ke tempat yang lebih tenang
3. Cari tahu penyebabnya
4. Alihkan perhatian
5. Jangan Atasi dengan kekerasan!
6. Perhatikan emosi anak
7. Gunakan momen emosional sebagai peluang untuk komunikasi
8. Bantu anak mengenal emosi secara verbal
9. Komunikasikan empati dan pengertian
10. Tetapkan batas dan selesaikan masalah
Sumber : https://www.brainacademy.id/blog/kenali-jenis-tantrum-dan-bagaimana-cara-menanganinya http://lib.unnes.ac.id/22951/1/1601411027.pdf
Tinggalkan Komentar