Penulis : Dhella A. Vanindya (Staf SD YBIS)
“Terima kasih” adalah sebuah kata sederhana namun besar sekali maknanya. Apalagi bila ucapan tersebut diucapkan dengan hati yang tulus, akan tampak jelas perbedaannya. Namun tahukah anda bahwa ketika anak semakin tumbuh berkembang hingga remaja dan menjadi dewasa, ucapan terima kasih ini tidak serta merta bisa begitu saja keluar dari bibirnya? Mengucap kata “terima kasih” (selain tolong, maaf, dll) adalah satu hal yang perlu dibiasakan sejak usia dini.
Kapan biasanya anak-anak mengucapkan “Terima Kasih”?
Anak-anak cenderung mengucapkan “Terima Kasih” ketika mereka mendapatkan sesuatu benda atau materi yang tampak dari orang lain, seperti ketika mereka mendapatkan hadiah, permen, makanan atau suatu hal yang mereka inginkan.
Kapan saja sebenarnya anak-anak harus mulai dibiasakan mengucapkan “Terima Kasih”?
Anak-anak sebaiknya dibiasakan mengucapkan “Terima Kasih” disetiap mereka menerima kebaikan ataupun pertolongan dari orang lain terutama dalam hal-hal kecil dikesehariannya, dengan berlatih membiasakan diri mengucapkan “Terima Kasih” anak-anak menjadi mengerti atas setiap kebaikan-kebaikan dan pertolongan yang diberikan orang lain kepada mereka dan menumbuhkan rasa untuk lebih menghargai orang lain.
Dengan belajar mengucapkan kata “Terima Kasih” tanpa disadari kita telah menanamkan satu sikap untuk bisa menghargai sesama sekaligus membiasakan anak untuk dapat mengucap syukur atas segala hal yang diterimanya.
Seorang penulis buku motivasi berkata,
“Setiap kali Anda berterima kasih kepada orang lain atas apa pun yang dia katakan atau lakukan, harga dirinya akan semakin bertambah. Dia lebih menyukai dan menghormati diri sendiri. Dia merasa lebih bahagia. Dia lalu menjadi terbuka untuk melakukan lebih banyak hal yang membuat Anda senang, sehingga membuat Anda berterima kasih padanya lagi”
Master Your Time, Master Your Life, Brian Tracy, hlm. 189
Bagaimana cara membiasakan anak mengucapkan “Terima Kasih”?
Orangtua senantiasa harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Ketika mereka terbiasa mendengar orang tuanya mengucap kata terima kasih kepada siapapun saat berinteraksi, maka anak-anak akan membangun kesadaran dirinya untuk melakukan hal yang sama ketika berinteraksi dengan siapa saja.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih kepada manusia.”
(HR. Abu Daud, no. 4811 dan Tirmidzi, no. 1954. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih)
Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.”
(HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)
Lalu, apa yang lebih dari “Terima Kasih”?
Dalam Islam sebenarnya diajarkan lebih dari ucapan “Terima Kasih”, bukan hanya mengucapkan terima kasih, bahkan mendoakan agar orang yang berbuat baik dibalas dengan kebaikan, yaitu dengan mengatakan :
”Jazakallahu khairan“
Artinya: “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.”
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلهِ : جَزَاكَ اللهُ خَيْراً ، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
“Barangsiapa yang diperlakukan baik, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, ‘Jazakallahu khairan (artinya: Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)’, maka sungguh ia telah sangat menyanjungnya.”
(HR. Tirmidzi. Ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih)
Dalam Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah (5:322) disebutkan bahwa ‘Umar bin Al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu berkata,
لو يعلم أحدكم ما له في قوله لأخيه : جزاك الله خيرا ، لأَكثَرَ منها بعضكم لبعض
“Seandainya salah seorang di antara kalian tahu akan baiknya doa “Jazakallahu khoiron” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) tentu ia akan terus mendoakan satu dan lainnya.”
Dari Jabir bin Abdillah Al Anshary radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.”
(HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 215, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Mana yang akan kita ajarkan kepada anak kita?
Terima kasih atau kata yang lebih daripada Terima Kasih?
Sumber : https://www.kompasiana.com/pentingnya-membiasakan-anak-mengucapkan-kata-terima-kasih https://rumaysho.com/29378-jangan-lupa-ucapkan-terima-kasih-ditambah-dengan-doa.html
Tinggalkan Komentar