Info
Saturday, 12 Oct 2024
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023 / 2024 untuk TK dan SD Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

ATTACHMENT THEORY : Mengenal Empat Gaya Keterikatan Anak

Friday, 24 May 2024 Oleh : admin

Penulis : Rahmi Aulia
(Guru TK YBIS Sako)

Pendahuluan

Teori keterikatan (attachment theory) merupakan salah satu konsep dalam teori psikologi yang memahami tentang perkembangan emosional dan sosial individu dimulai dari kanak-kanak hingga dewasa. Teori ini dikembangkan oleh John Bowlby pada pertengahan abad ke-20, hipotesis dalam teori ini adalah hubungan antara pengasuh awal seorang anak akan membentuk landasan dalam perkembangan sosial-emosional.

Dasar Teori

Menurut Bowlby keterikatan merupakan pola awal yang muncul dalam ikatan emosional dengan pengasuh. Keterikatan memegang perang penting dalam perkembangan anak dan juga dapat mempengaruhi pola keterikatan dalam hubungan orang dewasa. Ikatan sangat penting bagi kelangsungan hidup, sebab adanya keterikatan dapat membantu anak merasa aman dan terlindungi.

Ada empat fase perkembangan keterikatan:

  1. Fase 1 (0-3 bulan),pada fase ini bayi menunjukkan respon yang sama pada orang sekitarnya. Bayi menunjukkan respon dengan tersenyum terhadap semua orang. Respon tersebut dapat menunjukkan kelekatan bayi dengan pengasuhnya, setelah tersenyum mereka akan berceloteh. Senyuman dan celotehan bayi merupakan pemicu sosial yang berfungsi untuk mempertahan figur ibu dalam kedekatannya dengan bayi.
  2. Fase 2 (3-6 bulan),pada fase ini bayi akan fokus dengan orang-orang yang dikenal.  Mereka tidak akan menunjukkan respon yang sama seperti pada fase sebelumnya. Mereka cenderung diam kepada orang-orang yang tidak mereka kenali, celotehan dan tangisan bayi hanya dapat ditenangi oleh orang yang mereka kenali saja.
  3. Fase 3 (6 bulan – 3 tahun),fase ini mereka akan menunjukkan kelekatan yang lebih intens. Ketika ibunya meninggalkan mereka, mereka akan menangis dan Ketika ibunya kembali. Mereka akan memeluk ibunya, hal ini merupakan bentuk respon dari kecemasan mereka terhadap perpisahan. Saat di usia 7 bulan mereka akan menunjukkan ketakutan kepada orang asing dan akan menunjukkan respon dengan cara menangis. Lalu, saat di usia 8 bulan mereka akan mengikuti orang tua yang berjalan meninggalkannya.
  4. Fase 4 (3 tahun -akhir masa kanak-kanak), saat berusia 3 tahun mereka akan mulai memahami rencana dan membayangkan apa yang dapat ia lakukan jika orang tuanya pergi.

Jenis Keterikatan

Mary Ainsworth seorang psikolog yang bekerja sama dengan bowlby mengembangkan “strange situation procedure” untuk mengkategorikan jenis-jenis keterikatan, ada empat jenis gaya keterikatan yaitu:

  1. Keterikatan aman (secure attachment), pola ini terbentuk dari interaksi orang tua dan anak. anak akan mempercayai bahwa figur ibu merupakan orang yang selalu siap mendampingi, responsive, penuh cinta dan kasih sayang. Seorang ibu yang memiliki responsifitas dan sensitif terhadap bayinya akan membuat anak memiliki keterikatan yang aman. Anak yang mendapatkan keterikatan aman akan membuat mereka dapat berhubungan positif denga orang lain.
  2. Keterikatan menghindar (Avoidant attachment), pola ini terjadi saat orang tua selalu menghindar. Hal ini akan membuat anak tidak memiliki kepercayaan terhadap orang tuanya, sebab saat mereka mencari kasih sayang dari orang tua, mereka justru mendapat penolakan. Akibatnya, anak yang mendapatkan keterikatan dengan pola aini membuat mereka cenderung menolak atau menarik diri dalam mencari bantuan, kurang efektif dalam mengelola stress. Sehingga membuat mereka lebih menunjukkan agresi dan perilaku anti sosial, seperti berbohong, suka menindas dan menjauhi orang lain untuk mengurangi stress emosional.
  3. Keterikatan melawan (Resistant attachment), pola ini terbentuk dari orang tua yang tidak selalu ada dan responsive saat anak membutuhkan bantuan mereka. Akibatnya, anak akan merasa cemas untuk berpisah dan cenderung bergantung untuk mendapatkan perhatian. Akibatnya, mereka akan kesulitan berhubungan dengan orang lain karena respon atau kesiapan orang tua yang tidak konsisten untuk membantu mereka.
  4. Keterikatan tidak terorganisir, pola keterikatan ini didapatkan oleh anak yang mengalami pengalaman menyakitkan atau traumatis. Sehingga mereka cenderung menunjukkan perilaku agresi dan isolasi sosial. Mereka juga akan memandang orang lain sebagi ancaman bagi diri mereka.

Pengaruh keterikatan dalam kehidupan dewasa

Pola keterikan adalah pola yang dibentuk saat masa kanak-kanak, pola ini akan memiliki jangka Panjang pada hubungan interpersonal dan Kesehatan mental individu saat dewasa. Pola keterikatan yang aman akan membentuk hubungan yang sehat dan stabil. Selain itu, mereka yang mendapatkan pola ini akan memiliki kemampuan dalam mengatasi stress dengan lebih baik. Sebaliknya, seseorang yang mendapatkan pola keterikatan tidak aman akan menyebabkan masalah dalam hubungan, serta kesulitan dalam mengelola emosi. Selain itu peningkatan resiko masalah Kesehatan mental rentan terjadi, seperti kecemasan dan depresi.

Kesimpulan

Teori keterikatan memberikan wawasan pentingnya hubungan awal pengasuh utama dalam membentuk perkembangan sosial-emosi individu. Memahami jenis-jenis keterikatan dapat membantu orang tua dalam pengasuhan yang mendukung bagi perkembangan anak. teori ini menjelaskan bahwa pentingnya menciptkan lingkungan yang aman dan kasih sayang pada anak untuk mendukung kesejahteraan mereka sepanjang hidup.

Sumber:

Cenceng. (2015). Perilaku kelekatan pada anak usia dini ( persepektif John Bowley). Lentera, 141-153.

Cherry, K. (2022, February 22). What is Attachment theory. Retrieved from Verry well mind: https://www.verywellmind.com/what-is-attachment-theory-2795337#:~:text=Attachment%20theory%20focuses%20on%20relationships,bonds%20and%20relationships%20between%20people

Mcleod, S. (2024, January 17). Attachment theory in psychology. Retrieved from Simply Psychology: https://www.simplypsychology.org/attachment.html

 

 

 

No Comments

Tinggalkan Komentar