Penulis : Lilis Hidayah, S.Pd.
(Kepala TK YBIS SEKIP)
Sifat sombong adalah salah satu akhlak tercela yang sangat dibenci dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad ﷺ, sombong disebut sebagai sifat yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kehinaan, bahkan ke dalam neraka. Sombong tidak hanya merusak hubungan antar sesama manusia, tetapi juga menunjukkan penolakan terhadap kebenaran dan merendahkan makhluk Allah yang lain.
Sifat sombong (takabbur) merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Dalam Islam, sombong tidak hanya dilarang, tetapi digolongkan sebagai salah satu sifat yang bisa menggugurkan amal dan menjadi penghalang masuk surga. Sifat ini juga menjadi sebab utama terusirnya Iblis dari surga karena merasa lebih baik dari Nabi Adam ‘alaihissalam. Dalam bahasa Arab, sombong disebut dengan “kibr” atau “takabbur” yang berarti merasa lebih tinggi, lebih baik, atau lebih mulia dibandingkan orang lain. Secara istilah, sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.
Sombong bisa muncul dalam berbagai bentuk:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”
Para sahabat bertanya, “Sesungguhnya seseorang suka memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus.”
Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”(HR. Muslim no. 91)
Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa kesombongan sekecil apapun bisa menjadi penghalang masuk surga. Kesombongan bukan tentang penampilan atau memakai pakaian yang bagus, melainkan:
Bahaya Sifat Sombong
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Luqman: 18)
Cara Menghindari Sifat Sombong
Sifat sombong adalah penyakit hati yang bisa merusak amal dan menghalangi seseorang dari rahmat Allah. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa berusaha membersihkan hati dari kesombongan dan menghiasinya dengan sifat tawadhu (rendah hati). Rasulullah ﷺ adalah contoh terbaik dalam hal ini: beliau adalah manusia paling mulia, namun paling rendah hati terhadap sesama.
Tinggalkan Komentar