Penulis : Ari Septiawati, M.Pd.
(Guru SD YBIS)
Setiap penyakit mempunyai penawarnya sekalipun penyakit hati. Menurut Syekh Ibrahim Al-Khawash yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam At Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an menyebutkan bahwa ada 5 obat penyakit hati yaitu membaca Alquran dan tadabbur, rajin mengosongkan perut (dengan gemar berpuasa), mendirikan sholat malam (shalat tahajud), merendahkan diri di hadapan Allah dengan dzikir dan berdoa pada akhir malam, bermajlis (bergaul) dengan orang-orang shaleh. (At Tibyan karya Imam Nawawi, hal. 87).
Selain menggunakan cara diatas, terdapat beberapa cara lain yang efektif untuk menyembuhkan penyakit hati. Berikut 6 langkah yang efektif untuk mencegah sekaligus mengobati penyakit hati:
Menelaah dan menghayati makna ayat-ayat Al-Qur’an merupakan obat paling ampuh untuk menyembuhkan hati yang sakit lagi kotor. Allah Ta’ala mengabarkan terkait hal ini dalam firman-Nya:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk, serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57).
Berdzikir kepada Allah dapat memberikan ketenangan kepada hati. Allah Ta’ala berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Allah Maha membolak-balikan hati seorang hamba, maka hendaknya kita selalu memohon kepada Allah untuk selalu diberikan kebersihan dan ketentraman hati. Sebagaimana hal ini juga telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berdoa:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Rabb Yang Maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3522 dan Ahmad no. 13696)
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan bahwa:
وَلَا بُدَّ لِلْعَبْدِ مِنْ أَوْقَاتٍ يَنْفَرِدُ بِهَا بِنَفْسِهِ فِي دُعَائِهِ وَذِكْرِهِ وَصَلَاتِهِ وَتَفَكُّرِهِ وَمُحَاسَبَةِ نَفْسِهِ وَإِصْلَاحِ قَلْبِهِ
“Seorang hamba harus memiliki saat-saat di mana dia sendirian dalam doanya, zikirnya, salatnya, refleksinya, perhitungan dirinya (dosa-dosa yang telah ia lakukan), dan saat-saat di mana ia sendirian untuk memperbaiki hatinya.” (Al-Fatawa Al-Kubraa, 2: 163)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan umatnya akan bahaya fitnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah engkau sekalian untuk beramal (saleh dan baik) sebelum datangnya bermacam-macam fitnah layaknya malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore harinya. Di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan harta dan kenikmatan dunia.” (HR. Muslim no. 108).
Allah Ta’ala berfirman bahwa mengaggungkan syiar-syiar Allah termasuk dalam ketakwaan hati:
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati.” (QS. Al-Haji: 32)
Referensi:
As-Syarqawi, Nahwa Ilm an-Nafsi al-Islami, Mesir, al-Hai’ah al-Misriyah, 1979.
https://tirto.id/arti-ghibah-dalam-islam-hukumnya-dan-contoh-berghibah-gpac
https://rumaysho.com/6178-obat-hati-lakukanlah-lima-perkara.html.
https://muslim.or.id/83632-6-cara-efektif-mengobati-hati-yang-sakit.html
Tinggalkan Komentar