Info
Tuesday, 14 Oct 2025
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2026 / 2027 untuk TK, SD dan SMP Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

BAHAYA ALIRAN SYIAH DAN PENYIMPANGAN FAHAMNYA DALAM PERSPEKTIF AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH

Monday, 13 October 2025 Oleh : admin

Oleh : ARI SAPUTRA.M.Pd)
(WAKIL KURIKULUM SD YBIS)

Pendahuluan

Islam adalah agama yang sempurna dan telah disempurnakan oleh Allah ﷻ melalui Rasul-Nya, Nabi Muhammad ﷺ. Setelah wafatnya Rasulullah, umat Islam mengalami perpecahan akibat perbedaan politik dan pandangan. Salah satu perpecahan besar adalah munculnya aliran Syiah, yang berkembang menjadi kelompok tersendiri dengan keyakinan yang menyimpang dari ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJA).

Meskipun terdapat banyak cabang dalam Syiah (seperti Zaidiyah, Ismailiyah, dan Imamiyah/Itsna Asyariah), Syiah Imamiyah adalah yang paling besar dan dominan saat ini, terutama di Iran dan sebagian wilayah Timur Tengah.

  1. Keyakinan tentang Imamah

Syiah meyakini bahwa kepemimpinan umat (Imamah) adalah rukun agama yang lebih tinggi daripada kenabian. Mereka percaya bahwa para imam setelah Nabi ﷺ harus ditentukan secara ilahiah, dan hanya keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra yang berhak menjadi pemimpin umat.

Ahlus Sunnah: Kepemimpinan adalah urusan ijtihadiyah (musyawarah) berdasarkan syura dan tidak memiliki status “maqam kenabian”.

Bahaya: Keyakinan ini membuat mereka mengkafirkan para sahabat yang tidak mengakui keimaman Ali, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman – yang notabene adalah Khulafaur Rasyidin yang sangat dicintai Ahlus Sunnah.

Sumber Syiah:

  • Al-Kulaini dalam al-Kafi menyebut bahwa keimanan tidak sah tanpa meyakini keimaman Ali dan keturunannya1.
  1. Pengkafiran terhadap Sahabat Nabi ﷺ

Syiah Imamiyah secara terang-terangan mencela bahkan mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi ﷺ, terutama Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.

Dalam kitab Al-Kafi, disebutkan bahwa hanya tiga sahabat yang tetap setia kepada Nabi setelah wafatnya: Salman, Abu Dzar, dan Miqdad2.

Padahal dalam Al-Qur’an, Allah telah meridhai seluruh sahabat yang ikut Bai’at Ridwan:

لَقَدْ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ ٱلشَّجَرَةِ
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (Hudaibiyah)…”
(QS. Al-Fath: 18)

Bahaya: Menuduh para sahabat berkhianat adalah bentuk penghinaan terhadap Nabi ﷺ, karena berarti beliau gagal mendidik para pengikutnya.

  1. Konsep Taqiyah (Berdusta Demi Agama)

Syiah memperbolehkan taqiyah, yakni menyembunyikan keyakinan atau berpura-pura berbeda untuk tujuan keselamatan atau strategi politik.

Ahlus Sunnah: Kejujuran adalah dasar iman, dan berdusta dalam urusan agama adalah kejahatan besar.

Bahaya: Konsep ini memungkinkan penyusupan paham-paham menyimpang ke tengah masyarakat Ahlus Sunnah secara halus dan membingungkan umat.

Sumber Syiah:

  • Dalam al-Kafi, disebutkan: “Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku.” (al-Kafi, Juz 2, hal. 219)3
  1. Menghalalkan Nikah Mut’ah

Syiah masih membolehkan nikah mut’ah, yaitu pernikahan sementara dengan waktu dan imbalan tertentu. Praktik ini sudah dihapuskan oleh Rasulullah ﷺ dalam banyak hadis sahih.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Wahai manusia, sesungguhnya aku telah mengizinkan kalian untuk mut’ah dengan wanita, dan sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat.”
(HR. Muslim, no. 1406)

Bahaya: Nikah mut’ah merusak institusi pernikahan, menyuburkan zina yang dibungkus syariat, dan melecehkan kehormatan perempuan.

  1. Mengubah Makna Al-Qur’an dan Mengakui Mushaf Fatimah

Beberapa kelompok Syiah ekstrem meyakini adanya tahrif (penyimpangan) dalam Al-Qur’an dan mempercayai keberadaan Mushaf Fatimah, yakni kitab suci rahasia yang hanya diketahui para imam mereka.

Ahlus Sunnah: Meyakini bahwa Al-Qur’an dijaga oleh Allah dan tidak akan pernah berubah hingga hari kiamat. (QS. Al-Hijr: 9)

Bahaya: Membuka pintu ajaran batiniah, yang memberi ruang untuk penafsiran liar dan menyimpang dari makna zahir Al-Qur’an.

  1. Ghuluw (Berlebihan) terhadap Keluarga Nabi (Ahlul Bait)

Syiah memuja Ahlul Bait hingga ke tingkat pengkultusan, bahkan meyakini para imam ma’shum (tidak mungkin salah) dan memiliki ilmu ghaib.

Padahal Nabi ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian memujiku secara berlebihan sebagaimana kaum Nasrani memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan rasul-Nya.”
(HR. Bukhari, no. 3445)

Kesimpulan

Aliran Syiah membawa banyak penyimpangan dari ajaran pokok Islam yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan dilestarikan oleh para sahabat serta ulama Ahlus Sunnah. Penyimpangan tersebut mencakup aspek akidah, syariat, dan tafsir agama yang dapat menyesatkan umat dan memecah belah persatuan Islam. Sebagai Muslim, sangat penting untuk waspada dan tetap berpegang teguh kepada manhaj Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.

Referensi

Jika kamu ingin versi PDF, makalah ilmiah, atau pamflet dakwah dari artikel ini, saya bisa bantu menyusunnya. Apakah ingin dilanjutkan ke sana?

Footnotes

  1. Al-Kulaini, Al-Kafi, Dar Al-Ta’aruf, Beirut, Juz 1, hal. 278. ↩
  2. Al-Kulaini, Al-Kafi, Juz 8, hal. 245. ↩
  3. Ibid., Juz 2, hal. 219. ↩

 

No Comments

Tinggalkan Komentar