Info
Saturday, 19 Jul 2025
  • Telah dibuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2025 / 2026 untuk TK, SD dan SMP Yaa Bunayya Islamic School, untuk info lebih lanjut silahkan hubungi kontak pada website.

ADAB BERBEDA PENDAPAT DALAM ISLAM

Tuesday, 4 March 2025 Oleh : admin

Penulis : Novalia Agustina S.Pd.
(Guru SD YBIS)

Perbedaan pendapat adalah bagian dari rahmat Allah dalam kehidupan umat Islam. Dalam ranah fiqih dan ijtihad, para ulama besar pun memiliki perbedaan pandangan. Namun, Islam mengajarkan bahwa perbedaan itu harus disikapi dengan adab dan akhlak mulia, bukan dengan fanatisme atau merasa paling benar sendiri.

  1. Perbedaan Itu Sunnatullah

Allah berfirman:

Dan sekiranya Tuhanmu menghendaki, tentulah umat manusia menjadi satu umat saja, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. (QS. Hud: 118)

Ini menunjukkan bahwa perbedaan adalah bagian dari kehendak Allah yang harus disikapi dengan bijak, bukan dijadikan alasan untuk membenci atau merendahkan orang lain.

  1. 2. Adab dalam Berbeda Pendapat

Beberapa adab yang diajarkan Islam ketika menghadapi perbedaan pandangan antara sesama muslim:

  • Ikhlas dan Tidak Fanatik Golongan

Ulama seperti Imam Syafi’i pernah berkata:

“Pendapatku benar, tapi mungkin salah. Pendapat orang lain salah, tapi mungkin benar.”

Ini mencerminkan sikap rendah hati dalam berpendapat dan mengakui keterbatasan manusia.

  • Menghindari Caci Maki atau Merendahkan

Islam melarang kita mencela sesama muslim hanya karena perbedaan pemahaman.

Dan janganlah sebagian kamu mencela sebagian yang lain (QS. Al-Hujurat: 11)

  • Mengutamakan Ukhuwah (Persaudaraan)

Ulama salaf seperti Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah tetap saling menghormati meskipun pendapat mereka berbeda dalam hal fiqih.

  1. Mana yang Tidak Boleh Diperselisihkan?

Perbedaan hanya dibolehkan dalam perkara  ijtihadiyah (yang tidak ada nash tegas), bukan dalam hal usuluddin (pokok-pokok akidah). Jika perbedaan sudah menyentuh pokok agama, maka wajib dirujuk kepada Al-Qur’an dan hadits sahih dengan bimbingan ulama.

  1. Sikap Merasa Paling Benar: Tanda Kesombongan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat biji sawi.” (HR. Muslim)

Merasa pendapat sendiri pasti benar dan menganggap semua orang salah adalah bentuk takabbur (sombong) yang dilarang dalam Islam.

Islam bukan hanya agama yang mengajarkan kebenaran, tetapi juga mengajarkan adab dalam menyampaikan dan menyikapi perbedaan. Jangan merasa paling benar dalam perkara ijtihadiyah, dan selalu kedepankan kasih sayang, toleransi, serta sikap saling menghormati.

Sumber

Almanhaj.or.id – [“Adab dalam Berbeda Pendapat”](https://almanhaj.or.id/3019-adab-dalam-berbeda-pendapat.html)

Muslim.or.id – [“Sikap Islam terhadap Perbedaan Pendapat”](https://muslim.or.id/12910-perbedaan-pendapat-dalam-islam.html)

Rumaysho.com – [“Bersikap Adil dalam Perbedaan Pendapat”](https://rumaysho.com/10335-bersikap-adil-dalam-perbedaan-pendapat.html)

Kitab Adab al-Ikhtilaf oleh Dr. Taha Jabir Al-‘Alwani

 

No Comments

Tinggalkan Komentar